jpnn.com - JAKARTA - Budayawan Ridwan Saidi menyatakan tersinggung dengan pernyataan Ketua Umum FPI Habib M Rizieq Syihab yang menyebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai pecundang dan memfitnah.
"Pecundang itu artinya lari malam. Dalam hal apa SBY itu lari malam dan memfitnah. Sebagai warga negara, meski pada pemilu saya tidak memilih SBY sebagai presiden, saya tersinggung dengan tudingan FPI itu," kata Ridwan Saidi, dalam diskusi 'Ada apa SBY vs FPI?,' di press room DPR, Senayan Jakarta, Kamis (25/7).
BACA JUGA: Propam Belum Periksa Atasan Brimob-Sabhara yang Bentrok
Dikatakannya, SBY itu juga Kepala Negara. Tidak baik tradisi menghina dan menghujat itu dipelihara terus. Terlebih di bulan Ramadan ini.
Menurut Ridwan Saidi, dalam UUD 45 tegas ditulis bahwa Presiden dan Wakil Presiden harus orang Indonesia asli. "Sebagai orang Indonesia asli, saya juga merasa terhina ketika Presiden SBY yang juga orang Indonesia asli diperlakukan seperti itu," ulang Ridwan Saidi.
BACA JUGA: Lagi, Ruhut Serang FPI
Siapa pun dia, lanjut Ridwan, Presiden SBY itu dipilih oleh mayoritas rakyat Indonesia melalui sebuah Pemilu. "Kita harus hormati itu. Apakah orang Indonesia asli, pendatang atau bagaimana pun prosesnya hingga jadi WNI, harus menghormati pilihan rakyat itu," imbuhnya.
Dijelaskannya, berpolitik jangan didasari dengan kebencian karena auranya jadi busuk dan dekat dengan setan. "Harus dengan kelembutan dan argumentasinya bisa diterima akal sehat," saran Ridwan.
BACA JUGA: Ini Identitas Dua Orang yang Ditangkap KPK
"Kalau dengan kebencian, ini lama-lama semua orang bisa jadi muak juga melihatnya," ujar dia.
Kalau yakin bahwa apa yang dilakukan adalah hal-hal baik, sarannya, sampaikan juga dengan cara-cara yang baik. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendagri Akui Tak Gampang Bubarkan FPI
Redaktur : Tim Redaksi