Thida Kheang, seorang pelajar internasional di Australia mengaku menjadi bagian dari komunitas yang beragam adalah salah satu pengalaman terbaiknya dari belajar di Australia.Keputusan yang sulitSaat bersama rekan-rekan di perpustakaan kampus. Koleksi pribadi.
Thida Kheang telah tinggal di Australia selama empat tahun dan sekarang sedang menempuh program Doktor di hUniversity of Western Australia, Perth. Ia percaya jika gelar 'PhD' bisa membuka kesempatan lebih luas lagi baginya di dunia, karenanya keputusan dimana untuk bersekolah menjadi sangat penting.
BACA JUGA: Australia Isyaratkan Peran Lebih Besar Hadapi ISIS
"Ada beberapa hal yang mempengaruhi keputusan saya untuk memilih belajar di Australia," ujarnya. "Pertama Australia adalah negara yang damai dan budayanya sangat beragam. Keberagaman masyarakat inilah yang memberikan pengalaman dan perspektif yang berbeda pula."
"Kedua, sistem pendidikan di Australia juga termasuk yang terbaik di dunia. Australia memiliki sejumlah universitas yang dikenal di dunia dan bahkan beberapa diantaranya menduduki peringkat kelas dunia. Juga pemerintah Australi memiliki program bantuan bagi mahasiswa internasional untuk bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru."
BACA JUGA: Gagal Jadi Tentara Australia, Pria Asal Brisbane Gabung Milisi Kurdi Perangi ISIS
Karena program Doktor membutuhkan banyak penelitian, ia pun mengaku kalau melihat sekolah berdasarkan fasilitasnya.
"Prioritas utama saya saat mendapat program Doktor di universitas di Australia adalah mencari dosen pembimbing yang memiliki reputasi yang baik. Tak hanya itu pembimbing ini pun memiliki ketertarikan terhadap riset yang akan saya teliti, termasuk juga ahli di bidang penelitian saya. Akhirnya, saya menemukan orangnya!"
BACA JUGA: Politisi Australia Diminta Terbuka Soal Tunjangan Perumahan
Pengalaman terbaikSaat menghadiri acara ulang tahun. Koleksi pribadi.Thida mengaku kalau salah satu pengalaman terbaiknya selama belajar di Australia adalah mendapat kesempatan untuk berinteraksi dengan masyrakat lokal.
"Saat pertama kali tiba di Perth, saya tinggal bersama keluarga Australia yang menawarkan saya akomodasi untuk beberapa saat. Disanalah saya mendapat kesempatan untuk merasakan kehidupan layaknya warga lokal Australia. Saya ingat saat keluarga angkat di sini merayakan ulang tahun di pagi hari. Karena kalau di Cambodia, acara ulang tahun biasanya dirayakan di siang atau sore hari," ujarnya.
"Kemudian saya diajak jalan-jalan keliling kota dan kemudian bertemua dengan beberapa teman. Benar-benar kenangan indah. Mereka telah membantu saya dalam menyesuaikan dengan lingkungan baru."Bukan sekedar gelarThida bersama teman-temannya di sebuah taman di Perth. Koleksi pribadi.
Thida juga sangat menghargai pengalamannya sebagai bagian dari komunitas pelajar. "Saya baru sadar bahwa belajar di Australia adalah lebih dari sekedar gelar."
"Banyak memberikan kesempatan untuk bertemu banyak orang dari penjuru dunia dengan latar belakang yang berbeda-beda, sehingga bisa berdiskusi dengan orang-orang yang memiliki keahlian dan ilmu di bidang lain."
"Memperkaya hidup kita, kadang-kadang kita pergi bersama, seperti piknik, mencicipi makanan-makanan dari berbagai penjuru dunia, berjalan-jalan, atau menonton film. Saya juga ikut terlibat di beberapa aktivitas kampus, seperti acara kuis, malam budaya, menonton bareng, tur keliling kampus. Kegiatan-kegiatan seperti ini memberikan saya kesempatan bertemu orang-orang baru, menyenangkan, dan memperkaya pengalaman saya."Menghadapi TantanganThida, kedua dari kanan bersama rekan-rekan di kampusnya. Koleksi pribadi.
Beradaptasi dengan lingkungan baru adalah tantangan bagi Thida.
"Cara berkomunikasi orang Australia berbeda dengan orang Kamboja," jelasnya. "Kebanyakan orang Australia sangat berhati-hari, sementara beberapa warga Kamboja suka ingin tahu urusan orang lain. Orang Kamboja juga berbicara dengan lantang, kadang kita memotong pembicaraan, membuat gestur tubuh, dan saling mengejek atau bercanda. Selain dari perbedaan ini, saya menghargai setiap budaya dan cara komunikasi."
"Akses Australia juga berbeda dengan aksen di Amerika Serikat atau Inggris, awalnya ini jadi tantangan saya pertama kali saat bercakap-cakap!"
Tapi sekarang Thida sudah terbiasa dan bahkan mahir dengan aksen Australia, selain juga mengenal beberapa ungkapan-ungkapan.
"Saya telah belajar beberapa ungkapan dalam bahasa Inggris di Australia. Salah satunya adalah 'cheers'. Disini, orang-orang banyak menggunakan ekspresi tersebut dalam percakapan sehari-hari.Mendapatkan inspirasiThida Kheang. Koleksi pribadi.
Pindah ke negara baru memang bukanlah hal yang mudah, tapi bagi Thida ia tetap memiliki banyak motivasi untuk tetap bekerja keras saat menimba ilmu.
"Pertama adalah faktor keluarga, kedua orang tua saya adalah petani yang tidak terlalu mengenyam pendidikan, tapi mereka tahu pentingnya pendidikan. Karenanya, mereka tetap mendorong saya untuk tetap melakukan yang terbaik di sekolah. Mereka pun mendukung saya tak habis-habisnya dalam perjalanan menimba ilmu ini."
"Faktor yang kedua adalah meraih mimpi dan cita-cita saya. Inilah yang membuat saya bertahan dan memberikan semangat saat menghadapi masalah yang sulit."
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menlu Bishop Bantah Bea Cukai Australia Bayar Penyelundup untuk Usir Pencari Suaka