Belanda Kagumi Deradikalisasi Ala Indonesia

Kamis, 05 Juli 2018 – 01:51 WIB
Suhardi Alius. Foto: Ist for JPNN

jpnn.com, LAMONGAN - Belanda mengutus Menteri Luar Negeri Stephanus Abraham Blok untuk datang langsung ke Indonesia dan belajar deradikalisasi lunak ala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Abraham pun terlihat mengunjungi Yayasan Lingkar Perdamaian yang kakak beradik mantan teroris Ali Imron dan Ali Fauzi di Desa Tenggulung, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Rabu (4/7).

BACA JUGA: Perangi Terorisme, BNPT Gandeng Kejaksaan

“Indonesia memiliki banyak pengalaman terkait penanganan terorisme karena beberapa kali mengalami serangan bom. Kami (Belanda) juga memiliki masalah sama dengan banyaknya warga kami pergi ke Suriah dan sekarang kembali pulang,” ujar Abraham.

Setelah pulang, lanjut Abraham, para returness itu tentunya akan menjalani proses hukum.

BACA JUGA: Kepala BNPT Ajak Anggota PBB Tingkatkan Peran Pemuda

Meski demikian, setelah menjalani hukuman, mereka harus akan kembali ke masyarakat.

Selama ini Belanda hanya fokus melakukan tindakan keras melalui hukum.

BACA JUGA: Tegang, Aman Abdurrahman Berdiri Usai Vonis Mati Dibacakan

Karena itu, Belanda merasa perlu belajar dari Indonesia yang telah berhasil melakukan cara-cara lunak tersebut.

Menurut dia, Belanda ingin para warganya yang pernah terpapar paham sesat itu nantinya bisa hidup normal.

Selain itu, Belanda juga ingin mencegah mereka menyebarkan paham radikal terorismenya ke orang lain.

“Makanya kami kemari untuk melihat apa yang dicapai Ustaz Ali Fauzi dengan sekolah dan yayasannya. Saya sangat terkesan karena seumur-umur tidak pernah membayangkan bisa berjabat tangan dengan banyak mantan teroris di sini. Ini luar biasa dan saya sangat mengapresiasi cara Indonesia memperlakukan mereka,” jelas Abraham.

Dari pelajaran yang didapat ini, dia menggambarkan bahwa pemerintah Belanda maupun Indonesia memiliki dua tugas penting.

Pertama adalah bagian di mana mereka dihukum sesuai hukum yang berlaku.

Kedua, bagaimana mereka mereka dikembalikan ke masyarakat dan diberi kesempatan kedua untuk menjalani hidup yang lebih baik.

Dia sadar pemerintah tidak bisa efektif melakukan penanganan terorisme hanya dengan lewat jalur hukum.

Namun, ada cara yang lebih baik dan manusiawi dengan mendidik anak-anak mereka agar masa depannya lebih baik.

 Sementara itu, Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius mengungkapkan, kunjungan Abraham ini bukan upaya pertama Belanda belajar deradikalisasi ala Indonesia.

Sebelumnya Badan Kontra Teroris Belanda (NCTV) telah melakukan hal yang sama di pesantren mantan teroris yang didiirikan Khairul Ghazali di Deliserdang, Sumatera Utara.

“Artinya kita punya satu visi bahwa menyelesaikan terorisme tidak bisa dengan cara-cara keras, tetapi juga dengan cara lunak. Bagaimana mengembalikan mereka ke masyarakat dengan baik, jangan dimarginalkan, dan diberi kesempatan untuk menjadi orang yang baik baik di masa mendatang,” tutur Suhardi.

Secara umum, sambung Suhardi, selain Yayasan Lingkar Perdamaian dengan Islamic Boarding School-nya di Lamongan dan Pondok Pesantren Mantan Teroris di Deliserdang, BNPT tengah menjalankan program deradikalisasi dengan lebih baik lagi.

“Begitu mereka berstatus napiter, BNPT langsung mengurus mereka. Begitu juga saat keluar penjara. Kami juga terus mengurus mereka, termasuk keluarganya. Karena tidak mungkin kami berasumsi mereka di dalam tahanan sudah tidak radikal lagi,” kata Suhardi. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Alasan Majelis Hakim Jatuhkan Vonis Mati untuk Aman


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler