jpnn.com, SAMPIT - Seorang wanita lanjut usia (lansia) di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, nyaris diamuk warga karena berbelanja dengan menggunakan uang mainan, sehingga diduga merugikan pedagang.
“Dia (wanita lansia) diamankan warga sekitar pukul 08:00 WIB dan hampir dipukuli ibu-ibu di pasar karena menghamburkan uang mainan,” kata Petugas Keamanan Pasar Sejumput Supiansyah di Sampit, Rabu.
BACA JUGA: VVIP TOYS Menginspirasi Komunitas Kolektor Mainan Indonesia
Kejadian tersebut berlokasi di Pasar Sejumput, Jalan D.I Panjaitan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Wanita lansia tersebut berinisial B, meski tidak diketahui pasti, namun diperkirakan usianya sudah lebih dari 50 tahun.
Supian menyampaikan bahwa tindakan ini bukan pertama kalinya dilakukan oleh pelaku dan cukup banyak pedagang yang dirugikan. Beberapa pedagang yang tidak sadar menerima uang mainan, bahkan memberikan uang kembali kepada nenek itu menggunakan uang asli.
BACA JUGA: Tanggapan Plt Wali Kota Bekasi soal Aksi Pria Menebar Uang Mainan saat Dirinya Berpidato
"Biasanya hal ini terjadi ketika pasar sedang ramai. Pedagang yang melayani banyak pembeli menjadi kurang teliti ketika menerima uang, meski dari tekstur dan warna uang mainan bisa mudah dibedakan dengan uang asli," ujarnya.
Kondisi pelaku yang diduga kurang waras membuat sejumlah pedagang hanya bisa memaklumi tindakan tersebut. Namun, lama-kelamaan pedagang pun geram dan merencanakan untuk menangkap wanita itu.
BACA JUGA: Apes Banget, Ditipu Pakai Uang Mainan Puluhan Juta
“Awal mula ditangkap karena memang sudah diincar sama para pedagang. Karena waktu itu ada banyak pedagang yang melapor sudah ditipu dan rugi banyak,” ujarnya.
Saat ditangkap para pedagang, B didapati membawa uang mainan pecahan Rp100 ribu dan Rp50 ribu dengan jumlah yang cukup banyak di tasnya. Beruntung sebelum situasi memanas, Supian segera mengamankan lansia tersebut dari para pedagang.
Salah seorang pedagang sayur, Wahyu mengaku beberapa kali telah menjadi korban akibat tindakan pelaku. Pada awalnya, ketika hal itu terjadi pedagang akan melapor ke pihak keluarga dan barang yang dibawa pelaku akan dibayar oleh pihak keluarga.
“Namanya orang kurang waras ya mau bagaimana, tapi memang sering dia begitu,” ujarnya.
Namun, seiring berjalannya waktu para pedagang yang sudah hafal dengan tindakan pelaku pun enggan melayaninya. Biasanya yang masih tertipu adalah para pedagang baru atau pendatang yang berjualan di pasar tersebut.
“Dia tidak pernah lagi datang ke tempat saya. Terakhir kali yang melayani istri saya. Uangnya tetap diterima tapi lalu dirobek sama istri saya dan nenek itu dinasehati supaya tidak berbelanja dengan uang seperti itu lagi karena tidak laku, sedangkan barang belanjanya disuruh dibawa saja,” ujarnya.
Kejadian ini pun telah dilaporkan kepada kepolisian setempat yang segera mendatangi lokasi untuk menyita seluruh uang mainan yang dibawa pelaku. Pihak kepolisian akan menyelidiki lebih lanjut, termasuk kondisi kejiwaan lansia tersebut.
Kepolisian pun mengimbau masyarakat agar lebih waspada dan teliti ketika bertransaksi, khususnya di pasar yang kerap menjadi sasaran peredaran uang palsu maupun uang mainan. (antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Lapas Ini yang Berlaku Hanya Uang Mainan
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan