Belasan Hubungan Kerabat Huni Senayan

Makin Kentalnya Politik Dinasti

Rabu, 06 Oktober 2010 – 07:16 WIB

JAKARTA - Politik dinasti masih cukup kental di IndonesiaDi parlemen, ada belasan suami istri atau relasi bapak-anak yang sama-sama menjadi anggota DPR

BACA JUGA: Uji Busyro-Bambang, DPR Minta Masukan

Adanya hubungan kekerabatan itu terungkap dari penelusuran Cetro (Centre for Electoral Reform) yang dipublikasikan kemarin (5/10)
"Keluarga politik mewarnai periode sekarang," kata Hadar Navis Gumay, direktur Cetro, di Jakarta kemarin

BACA JUGA: Dianggap ATM, Wakil Rakyat Stres

Keluarga terbanyak di parlemen adalah keluarga mantan Presiden Megawati Soekarnoputri
"Bisa juga disebut trah Soekarno," ujarnya

BACA JUGA: Nasib Timur di Tangan DPR



Mereka adalah Taufik Kiemas (suami Megawati), Nazaruddin Kiemas (adik ipar), Puan Maharani (putri), Puti Guntur Soekarno (keponakan/anak Guruh), dan MGuruh Irianto Soekarno Putra (adik)Secara umum, ada empat pola ikatan keluarga di parlemen, yakni suami-istri, orang tua-anak, kakak-adik, dan paman-keponakan.

Keluarga elite politik lain juga adaMisalnya, famili SBYSelain anaknya, Edhie Baskoro Yudhoyono, ada Hartanto Edhie Wibowo, yang tak lain adalah adik Ny Ani YudhoyonoBegitu juga keluarga pendiri PAN Amien RaisDi DPR ada anak Amien, yakni Mumtaz Rais dan adik Amien, Abdul Rozaq Rais. 

Anggota DPR dari PDIP Hendrawan Supratikno menanggapi banyaknya trah Bung Karno di DPRDia berharap, publik memahami perjalanan PDIPSebagai partai yang dulu pernah disingkirkan pemerintah, siapa saja yang bergabung akan berhadapan dengan risiko tinggiDalam kondisi serba tertekan itu, kekompakan awal dibangun dari jaringan relasi yang paling dekat"Salah satunya memang keluarga," katanyaHendrawan optimistis kondisi itu akan berubah dengan sendirinya bila politik semakin demokrati.

etro juga membongkar adanya dominasi Jakarta terhadap daerah yang begitu kuat dalam postur DPRSebagian anggota DPR adalah penduduk JakartaDi antara 560 anggota DPR, ada 301 orang yang tinggal di kawasan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi)Padahal, mayoritas mereka masuk ke DPR lewat dapil di daerah"Ini menunjukkan adanya ketimpangan kapasitas politik antara figur pusat dan figur daerah," jelasnya

Hadar menambahkan, 11 anggota DPR lain yang berdomisili di luar dapilnya tersebar di Bandung (4) dan Gresik (2)Sisanya adalah Pontianak (1), Surabaya (1), Makassar (1), Palembang (1), dan Ponorogo (1)Data itu, kata dia, membuktikan bahwa masyarakat daerah yang memiliki hak suara relatif masih bisa menerima "perantau" yang mencalonkan diri ke daerahnya"Bahkan, orang dari daerah lain bisa terpilih di suatu daerah karena menggunakan segala cara untuk meraup suara pemilih setempat," jelasnya.

Informasi itu termasuk materi dalam buku Almanak Anggota Parlemen RI 2009?2014 yang di-launching CetroSejumlah anggota DPR hadir, seperti Nurul Arifin (Golkar), MRomahurmuzy (PPP), Hendrawan Pratikno (PDIP), dan Ida Fauziah (PKB).

Tampak juga sejumlah pengamat politik dan parlemen, seperti JKristiadi (CSIS), Syamsuddin Haris (LIPI), Sebastian Salang (Formappi), Ronald Rofiandri (PSHK), dan Abdullah Dahlan (ICW)Hadar menyampaikan, anggota DPR yang domisilinya berada di satu daerah dengan konstituennya akan memberikan imbas positif"Ini memberikan harapan, aspirasi konstituen bisa secara langsung disampaikan kepada anggota dewan yang bersangkutan," katanya.

Peneliti ICW Abdullah Dahlan menyebut, banyaknya anggota DPR yang berdomisili di luar dapilnya membuktikan kuatnya oligarki parpolPara elite parpol menghegemoni pencalonan para caleg di level pusat"Ini memang akan memengaruhi dinamika komunikasiBagaimana mereka bisa  memahami persoalan dapilnya," kritik Dahlan.

Wasekjen DPP PPP MRomahurmuzy mengungkapkan, penilaian tersebut tidak relevanApalagi, dengan berlakunya sistem suara terbanyak"Begitu tahu domisili asli seorang caleg, pemilih mudah menolakTapi, ternyata tidak kan," katanya.

Menurut Romi, begitu dia biasa disapa, banyaknya anggota DPR yang berdomisili di Jabodetabek menunjukkan adanya penghargaan terhadap kader partai untuk menjadi wakil rakyat di SenayanDia menyebut, semua pimpinan pusat partai mensyaratkan pengurusnya berdomisili di Jakarta.

Kualitas relasi dengan konsituen, lanjut Romi, juga tidak perlu dipermasalahkan"Setiap anggota DPR itu memiliki delapan kali kesempatan dalam setahun untuk ke dapil," tuturnyaRinciannya, empat kali reses ditambah empat kali lagi di tengah masa sidang berjalan.  "Dikasih uang boleh pulang," katanya(pri/c7/tof)

Ikatan Keluarga di Parlemen

1Achmad Dimyati N(PPP)-Irna Narulita (PPP): suami-istri
2Iqbal Alan Abdullah (Hanura)-Evita Nursanti (PDIP): suami-istri
3Marzuki Alie (Demokrat)-Asmawati (DPD Sumsel): suami-istri
4Nita Budhi Susanti (Demokrat)-Mudaffar Sjah (DPD Malut): suami-istri
5Hikmat Tomet (Golkar)-Andika Hazrumy (DPD Banten): orang tua-anak
6Taufik Kiemas (PDIP)-Puan Maharani (PDIP): orang tua-anak
7Taufik Kiemas (DPIP)-Nazaruddin Kiemas (PDIP): kakak-adik
8Abdul Rozaq Rais (PAN)-Ahmad Mumtaz Rais (PAN): paman-keponakan
9Hartanto Edhie Wibowo (Demokrat)-Edhie Baskoro (Demokrat): paman-keponakan
10MGuruh Irianto Soekarno Putra (PDIP)-Puti Guntur Soekarno (PDIP): paman-keponakan
11Taufik Kiemas (PDIP)-Puti Guntur Soekarno (PDIP): paman-keponakan
12Sjarif Hasan (Demokrat)-Inggrid Kansil (Demokrat): suami-istri*
13Suryadharma Ali (PPP)-Wardatul Asriah (PPP): suami-istri**
14Agus Gumiwang (Golkar)-Ginandjar Kartasasmita (DPD Jawa Barat): orang tua-anak***

Catatan:
* Sjarif Hasan mundur dari DPR untuk mengisi pos menteri koperasi dan UKM.
** Suryadharma Ali mundur dari DPR untuk mengisi pos menteri agama.
*** Ginandjar Kartasasmita mundur dari DPD untuk menjadi anggota Wantimpres.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanya Kesalehan Timur ke Kyai


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler