jpnn.com - MEDAN - Enam kelurahan di Kecamatan Belawan kembali diterjang banjir pasang air laut (banjir rob, red). Gelombang rob setinggi betis orang dewasa itu mulai terjadi sejak pukul 14.00 WIB, hingga menjelang sore hari.
Tak hanya pemukiman warga, perkantoran dan kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan (PPSB) juga ikut terendam, Sabtu (14/6) kemarin.
BACA JUGA: Pegawai Bank Tenggelam di Pangandaran
Dari amatan Sumut Pos (Grup JPNN), banjir rob tersebut berlangsung selama empat jam merendam areal pemukiman warga serta sejumlah pertokoan seperti di antaranya kawasan Jalan Veteran, Jalan Sumatera dan Jalan Simalungun Kecamatan Medan Belawan. Selain toko, pemukiman maupun kantor instansi serta kawasan pelabuhan perikanan juga tak luput dari luberan gelombang rob.
Sejumlah warga yang kesal menjadi langganan banjir rob mengatakan, gelombang pasang air laut di Belawan belakangan ini tidak mengenal musim. Mereka menduga, penyebab seringnya daerah terendam rob diakibatkan oleh kawasan hutan bakau yang kini banyak beralih fungsi.
BACA JUGA: Ditemukan Data Bodong, NIP Honorer K2 Dibatalkan
"Banjir rob yang datang belakangan ini sudah tidak mengenal musim lagi, karena hampir setiap bulannya kawasan Belawan menjadi sasaran pasang air laut. Apalagi, saat ini Belawan yang seharusnya menjadi daerah resapan air, kini hutan bakaunya banyak beralih fungsi jadi depo kontainer dan pertambakan," ujar, Darwis (46) warga Jalan Veteran, Belawan.
Banjir rob sambung dia, tidak hanya mengganggu aktivitas warga. Namun, warga terpaksa direpotkan oleh tumpukan sampah dan sisa lumpur saat banjir rob surut. Selain itu, dampak dari rob juga juga mempercepat rusaknya badan jalan dan rumah mereka akibat terendam zat kerosin (zat garam).
BACA JUGA: Sopir Diduga Ngantuk, Mobil Terjun ke Jurang
"Sekarang ini kondisi Belawan sudah makin parah, kalau dulu air pasang laut tidak sampai setinggi ini, dan ada musimnya. Kita berharap pemerintah segera tanggap dalam mencari solusi permasalahan rob di Belawan," ungkapnya.
Terpisah, Sekretaris Lembaga Pemantau Peduli Pembangunan Kota Medan, Heriyanto mengatakan, untuk mengatasi banjir rob yang terjadi di pesisir utara Kota Medan, perlu adanya sinergitas antara pemerintah di daerah dengan pemerintah pusat. Kedua belah pihak mesti berkoordinasi dalam membangun tanggul di sekitar pinggiran pantai, guna mengatasi rob.(rul/azw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Makassar Terancam tak Dapat Kuota CPNS
Redaktur : Tim Redaksi