Beli Bekas Gereja, WNI di Inggris Segera Punya Masjid Indonesia

Senin, 05 Desember 2022 – 23:12 WIB
Sejumlah WNI berkegiatan di depan sebuah bangunan di Neasden, Clifford Way, North London, yang akan dijadikan Masjid Indonesia. Foto: IIC London

jpnn.com, LONDON - Cita-cita para WNI di Inggris memiliki masjid Indonesia di wilayah Britania Raya akhirnya segera terwujud.

Setelah puluhan tahun berikhtiar, Indonesian Islamic Centre (IIC) membeli bangunan bekas gereja di Neasden, Clifford Way, North London, yang akan dijadikan masjid.

BACA JUGA: Ada Sosok Misterius Sumbangkan Rp 200 Juta untuk Bangun Masjid Indonesia di London

Bangunan itu dibeli seharga GBP 1,44 juta atau sekitar Rp 27,2 miliar. Adapun dana untuk membelinya merupakan hasil donasi.

Melalui siaran pers ke media, Senin (5/12), Ketua Panitia Pembangunan Masjid IIC London Eko Kurniawan mengungkapkan dana yang terkumpul hingga pertengahan 2022 lalu mencapai GBP 1,7 juta.

BACA JUGA: Hamdalah, Bos Brompton Ikut Galang Dana untuk Masjid Indonesia di London  

“Masih ada dana sekitar GBP 350 ribu di kas kami yang akan dimanfaatkan untuk merenovasi, sehingga nantinya terlihat dan terasa seperti masjid yang sebenarnya,” kata Eko Kurniawan dalam syukuran di sebuah bangunan di Neasden, tak jauh dari Stadion Wembley, London, Minggu (4/12).

Menurut Eko, dana GBP 1,7 juta yang terkumpul itu merupakan hasil dari berbagai jenis penggalangan donasi.

BACA JUGA: Hamdalah, Wakaf Mozaik Habis, Butuh Rp 2,2 M Lagi untuk Ubah Gereja jadi Masjid Pertama Indonesia di London

Beberapa kegiatan untuk penggalangan dana itu, antara lain, tablig akbar secara daring yang menghadirkan AA Gym dan Ustaz Adi Hidayat, lelang sepeda Brompton edisi Merah Putih bertanda tangan Will Butler-Adams, Wakaf Mozaik, dan Wakaf Gotong Royong.

Selain itu, ada pula penggalangan dana melalui platform Kita Bisa dan kegiatan luring, seperti Bersepeda untuk Masjid Indonesia.

“Penambahan terbesar berasal dari kanal-kanal digital. Kami menggelar beberapa acara online dan dari situ dana yang kami kumpulkan bertambah secara signifikan,“ kata Eko.

Kepala Wali Amanat IIC Memet Purnama Hasan menuturkan upaya merintis pembangunan Masjid Indonesia di London itu dimulai sejak pertengahan 1990-an.

“Saya masih ingat, ikhtiar untuk mendirikan masjid warga Indonesia di Inggris dicetuskan secara formal pada Januari 1996,” tutur perantau asal Indonesia yang sudah puluhan tahun bermukim di Inggris itu.

Syahdan, para WNI pun mulai mengumpulkan dana untuk membeli properti yang akan dijadikan lokasi kegiatan keagamaan. Ikhtiar itu dibarengi dengan pendirian yayasan dan pembentukan kepanitiaan.

Akhirnya, para WNI itu membeli sebuah rumah di Wakemans Hill Avenue, London Utara, yang juga dijadikan pusat IIC. Namun, seiring waktu berjalan, rumah itu sudah tidak mampu menampung jumlah peserta kegiatan keagamaan yang terus bertambah.

Menurut Memet, kebutuhan WNI di Inggris akan masjid Indonesia kian urgen. Keinginan mendirikan Masjid Indonesia di London kian menggebu karena banyak umat Islam dari negara lain yang sudah memiliki fasilitas serupa di ibu kota Inggris itu.

“Ada masjid yang didirikan oleh komunitas Bangladesh, Pakistan, Turki, dan dari beberapa negara lain, sementara warga Indonesia dari negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia tidak memiliki masjid di Inggris,” tutur Memet.

Penggalangan dana pun berlanjut. Kepanitiaan untuk pembangunan masjid juga diremajakan.

“Yang membuat kami terharu ialah banyak sekali donatur yang menyumbang mulai dari ribuan hingga jutaan rupiah. Dari yang nilainya kecil sampai besar, tetapi selalu ada tambahan doa,” kisah Memet.

Namun, persoalan yang dihadapi WNI dalam mendirikan Masjid Indonesia bukan hanya dana. Panitia juga harus lihai melobi pemilik properti.

Pada syukuran itu, anggota Panitia Pembangunan Masjid Indonesia IIC London Berry Natalegawa menceritakan kesulitan membeli properti untuk tempat ibadah.

Menurut dia, ada beberapa bangunan yang sempat menjadi incaran panitia pembangunan masjid. Namun,  IIC London sering kalah dibandingkan penawar lain.

“Memang tidak mudah dan banyak liku-likunya. Alhamdulillah kami akhirnya bisa mendapatkan masjid yang di Neasden ini,” tutur Berry.

Duta Besar RI untuk Inggris Raya Desra Percaya yang hadir dalam acara syukuran itu pun menyampaikan apresiasinya kepada IIC dan pihak-pihak yang telah membantu upaya pendirian Masjid Indonesia di London.

“Pada akhirnya kesabaran ini memberikan hasil yang menggembirakan dengan berdirinya masjid pertama Indonesia di London,” kata diplomat senior yang sangat aktif membantu proses penggalangan dana itu.(Antara/JPNN.com)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler