jpnn.com, JAKARTA - Polda Jawa Barat memastikan Ratna Sarumpaet bukan korban penganiayaan.
"Kami tak temukan bukti-bukti kejadian 170 jo 351 (penganiayaan secara bersama-sama) dengan korban RS (Ratna Sarumpaet) di Jabar," kata Dirreskrimum Polda Jawa Barat Kombes Umar Surya Fana saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (3/10).
BACA JUGA: Polisi Beber Fakta Kasus Ratna Sarumpaet, oh Ternyata!
Polisi memang belum menerima laporan resmi dari Ratna, tapi mereka melakukan penelusuran mengingat cerita soal Ratna ini menjadi viral hingga membuat Koalisi Indonesia Adil Makmur (pengusung Prabowo - Sandiaga di Pilpres 2019) merespons cepat.
Dalam konferensi pers di Kertanegara, Jakarta, Selasa (2/10) malam, Prabowo mengecam keras dugaan kekerasan yang dialami Ratna Sarumpaet.
BACA JUGA: Kenapa Prabowo Bela Kasus Ratna Sarumpaet yang Belum Jelas?
"Perbuatan itu dilakukan terhadap ibu-ibu yang usianya sudah tua. Itu tindakan pengecut," ujar Prabowo saat menggelar konferensi pers di Bilangan Kertanegara, Jakarta, Selasa (2/10) malam.
Ketua Umum DPP Partai Gerindra ini juga menegaskan sangat kecewa dengan peristiwa pemukulan tersebut. Apalagi akibat yang ditimbulkan membuat Ratna mengalami trauma yang mendalam.
BACA JUGA: Ratna Sarumpaet Bukan Korban Penganiayaan, Ini Buktinya
"Saya kaget, tadi malam (Senin,red) saya dikirimi foto. Baru hari ini ketemu beliau (Ratna) didampingi Pak Amien Rais dan (Waketum Gerindra) Fadli Zon. Ibu Ratna sangat trauma, saya lihat sendiri," ucapnya.
Bukan hanya Prabowo, Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais juga angkat bicara soal Ratna.
"(Kapolri) seharusnya bisa menangkap pelaku pembuat keonaran yang mengguncangkan negeri ini. Ada ulama dipukuli, Neno Warisman dibully, kemudian Ratna (dianiaya)," ujar Amien di Kertanegara, Selasa (2/10).
Menurut Amien, aksi kekerasan terhadap pejuang demokrasi harus segera diatasi. Jangan sampai mencederai Pemilu 2019. "Karena itu kami akan segera menemui Kapolri yang bertanggung jawab terhadap keamanan nasional. Kami ingin kepolisian semakin teguh meningkatkan keadilan," ucapnya.
Nah, siang ini, Polda Jabar mengonfirmasi dan membantah adanya dugaan Ratna mengalami penganiayaan. Pasalnya, dari pengecekan secara detail, tak ditemukan bukti sedikit pun soal penganiayaan.
Dalam melakukan penelusuran, Polda Jabar telah mengecek sejumlah rumah sakit di Bandung dan sekitarnya.
Dari total 26 rumah sakit di Bandung dan delapan di Cimahi yang ditelusuri, polisi tidak menemukan adanya pasien bernama Ratna Sarumpaet pernah dirawat di sana.
Lalu soal pengakuan Ratna, dia dianiaya orang tak dikenal di sekitar Bandara Husein Sastranegara, Bandung pada 21 September 2018. Dia kala itu baru pulang bersama rekannya dari Sri Lanka dan Malaysia setelah mengikuti konferensi internasional.
Dari pengakuan Ratna itu, Umar memastikan, pihaknya tidak menemukan jejak keberadaan Ratna di Bandung pada rentang waktu 20-24 September 2018. Namanya juga tidak terdaftar dalam manifestasi penerbangan di Bandara Husein Sastranegara.
"Kemudian tanggal 20-24 (September) tidak ada kegiatan internasional yang melibatkan orang asing di Bandung. Kemudian CCTV di sepanjang bandara juga tidak pernah ada atau terlihat ibu itu," papar mantan penyidik utama Bareskrim Polri ini.
Umar menuturkan, selama rentang waktu itu, Ratna tengah berada di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Jajaran Polda Metro Jaya juga telah melakukan penyelidikan terkait hal itu.
"Tidak ada kejadian itu di Jabar. Nanti tambahkan konfirmasi ke Polda Metro Jaya karena yang cek sana. Jadi 20-24 aktivitas mobile-nya ibu itu, digitalnya ada di wilayah Polda Metro Jaya," pungkas Umar. (gir/cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sindir Ratna Sarumpaet, Tompi: Ooo Kamu Ketahuan
Redaktur : Tim Redaksi