Belum Bebas dari Flu Burung

Rabu, 10 Februari 2010 – 07:30 WIB
Communicable Disease Survillance and Respons Team Leader WHO, Graham Tallis (kanan). Foto: Muhamad Ali/Jawa Pos.
JAKARTA - Indonesia belum bebas dari bahaya pandemi virus H5N1 (flu burung)Persoalan itulah yang diantisipasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bekerjasama dengan Uni Eropa

BACA JUGA: Fashion Show Dadakan di Kereta

Indonesia kembali mendapat bantuan untuk mengendalikan virus H5N1.

Kepala Delegasi Uni Eropa, Julian Wilson mengatakan, Uni Eropa telah menyediakan 70 persen dari dana global AHIF atau fasilitas flu burung dan manusia
"Dukungan kami tercermin dalam upaya mengendalikan dan mencegah flu burung di Indonesia," ujarnya, saat seminar "Mempersiapkan Indonesia Menghadapi Pandemi Influenza" di Meridien, Jakarta, Selasa (9/2).

Bantuan dimaksud yaitu melalui hibah sebesar 13,5 juta Euro yang dikelola WHO

BACA JUGA: Penerima Dana Bailout Sumbang SBY-Boediono

Dana tersebut dipakai untuk merealisasikan berbagai program pencegahan
Antara lain, pelatihan pengendalian infeksi bagi 100 rumah sakit rujukan penanggulangan flu burung, pelatihan pengendalian mutu bagi jaringan laboratorium flu burung, proyek percontohan pasar pangan sehat di 10 wilayah, serta dukungan penelitian para ahli di Indonesia.

Perwakilan WHO dari Indonesia, Stephan Jost mengatakan, tak hanya virus H5N1, virus lain seperti H1N1 (virus influenza) juga layak mendapat perhatian

BACA JUGA: Relokasi Perkantoran Jangan Rusak Gedung Sejarah

Hasil pemantauan H1N1 yang dilakukan jaringan laboratorium WHO menunjukkan, hingga kini belum terdapat tanda bahwa virus tersebut telah bermutasi menjadi lebih ganas atau mematikan.

Jost menyebut, bukti dari berbagai tempat menunjukkan bahwa virus H1N1 telah mengukuhkan diri menjadi strain influenza dominan di sebagian besar wilayah dunia." Demikian pula gambaran klinis H1N1 masih cenderung konsisten di seluruh negara," katanya.

Jost mengungkapkan, hingga akhir Januari 2010, sebanyak 109 negara atau teritori melaporkan adanya kasus dengan konfirmasi laboratorium di wilayahnyaSebanyak 15.174 kasus meninggal dunia.

Tak hanya itu, sebagian besar pasien tetap mengalami sakit ringanMeski virus dapat mengakibatkan sakit yang parah dan mematikan, namun jumlahnya relatif kecilKendati demikian, kata Jost, kecenderungan tersebut tidak menutup adanya kemungkinan bahwa sebagian besar orang di seluruh negara di dunia rentan terhadap infeksi tersebut.

Sementara di Indonesia, masih menurut Jost, pandemi influenza H1N1 juga dibarengi adanya virus H5N1 yang kini menyebar pada hewan di wilayah Sumatera dan JawaUntuk memberantas penyakit menular ini, pada 2010 akan diselenggarakan sebuah konferensi tingkat dunia di Hanoi, Vietnam.

"Indonesia diminta aktif untuk mencegah krisis dan mengantisipasi tantangan dalam sistem pelayanan kesehatan yang dihadapiKami konsisten dan berkomitmen untuk bisa mengatasi tantangan tersebut," ujarnya.

Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes, Tjandra Yoga Aditama mengatakan, hingga Januari 2010 hanya terdapat 1 kasus H1N1"Karena saat ini pandemi hampir terjadi di seluruh dunia, maka semua negara tidak harus melaporkannya lagi ke WHO," terangnya.

Kendati demikian, upaya pengendalian dan kesiapsiagaan masih terus dilakukanMisalnya, kata Tjandra, dengan menyiapkan ruang isolasi untuk penderita H1N1 maupun H5N1 di rumah sakit.

Minggu lalu, kata Tjandra, Menteri Kesehatan bersama Menteri Pertanian juga telah mencanangkan program ternak sehat peternak sehat di Sukabumi, Jawa Barat"Program itu untuk membangun desa dan peternakan yang sehat," ujarnya(kit)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dana Rekonstruksi Pascagempa Kurang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler