Benarkah Obat Malaria Terbaru Efektif Hentikan Infeksi Mematikan?

Senin, 27 Januari 2020 – 10:51 WIB
Nyamuk Aedes Aegypti. Foto Wikipedia

jpnn.com, JAKARTA - Para peneliti menemukan cara baru untuk menghentikan penyebaran malaria. Metode ini menargetkan enzim yang mendukung perkembangan parasit dan menghambat kemampuannya untuk ditularkan antara manusia dan nyamuk.

Studi baru, yang diterbitkan dalam Laporan Sel, menunjukkan bahwa menggunakan plasmepsin V bisa membantu para ilmuwan membuat obat baru untuk memerangi malaria.

BACA JUGA: Makan Sayuran Pahit Bisa Tangkal Malaria?

Enzim memainkan peran penting dalam pengembangan gametosit, satu-satunya bentuk parasit, Plasmodium falciparum, yang bisa ditularkan dari manusia ke nyamuk. P. falciparum telah dikaitkan dengan 90 persen dari semua kasus malaria di seluruh dunia.

Para ilmuwan sebelumnya menemukan kesulitan untuk mencegah penyebaran malaria karena parasit terus bermutasi dan bisa mengembangkan resistensi terhadap terapi yang ada.

BACA JUGA: 4 Cara ini Bisa Mencegah Anda Terkena Malaria

Untuk memblokir plasmepsin V selama pertumbuhannya, para peneliti menggunakan penghambat molekul kecil. Metode ini memotong "tahap transmisi" dari siklus hidup P. falciparum.

"Sangat menyenangkan menemukan bahwa plasmepsin V berperan dalam penularan malaria. Ini menunjukkan plasmepsin V adalah target untuk obat penghambat transmisi," kata Justin Boddey, ketua peneliti dan profesor di Walter and Eliza Hall Institute dan University of Melbourne, seperti dilansir laman MSN, Minggu (26/1).

BACA JUGA: Obat Anti Malaria Diduga Picu Maraknya Kasus Depresi dan Kecemasan di Kalangan Mantan Tentara Australia

Boddey menambahkan, mereka hanya membutuhkan konsentrasi optimal dari inhibitor atau dosis yang lebih rendah untuk membunuh gametosit dan mencegahnya ditularkan ke nyamuk. Studi terbaru mendukung temuan sebelumnya yang menunjukkan plasmepsin V adalah target obat yang efektif untuk membunuh parasit malaria.

Pada tahun 2014, para peneliti menemukan bahwa memblokir enzim bisa membantu membunuh parasit malaria dalam tahap darah aseksual dari siklus hidupnya. Ini adalah tahap ketika gejala penyakit, seperti demam, dingin, nyeri otot dan mual, mulai muncul.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa pengobatan antimalaria yang menargetkan plasmepsin V memiliki potensi, tidak hanya dalam pengobatan penyakit, tetapi juga sebagai tindakan pengendalian populasi preventif," kata Brad Sleebs, seorang ahli biologi kimia di Walter and Eliza Hall Institute.

Tim peneliti berencana untuk melanjutkan penelitian untuk melihat bagaimana metode mereka memengaruhi plasmepsin V di bagian terakhir dari siklus hidup malaria, yakni tahap hati. Mereka bertujuan untuk menggunakan enzim untuk mengembangkan target obat multi-tahap yang akan bekerja baik untuk mengobati dan mencegah penyebaran malaria.(fny/jpnn)

VIDEO: Kota Ini Ditutup Karena Virus Corona


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler