Bencana Kelaparan Kembali Terjadi di Papua !

Kali ini di Kabupaten Puncak, Kabupaten hasil Pemekaran

Senin, 19 Oktober 2009 – 08:40 WIB
Suasana sebuah pasar di Kabupaten Puncak, Papua, Jika kondisi normal, ubi jalar banyak dijual di pasar tradisional. Tetapi, kini ubi jalar mulai langka, kalau pun ada harganya tak terjangkau. Sementara, pemerintah belum memberikan bantuan makanan ke wilayah ini. Foto. Dok. Cepos

JAYAPURA- Bencana kelaparan kembali melanda bumi PapuaJika sebelumnya kelaparan melanda Yahukimo, kini terjadi di Kabupaten Puncak

BACA JUGA: Kabupaten Puncak Dilanda Kelaparan

Kabupaten Puncak merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Puncak Jaya
Dari informasi yang didapat wartawan JPNN di Jayapura, kabupaten baru hasil pemekaran ini sudah dilanda bencana kelaparan sejak Agustus 2009 silam

BACA JUGA: Dubes Vatican Kagumi Papua

Hingga bulan Oktober ini, kawasan tersebut dikabarkan masih kekurangan bahan makanan
Terutama di tiga kampung dari Distrik Agandugume, masing-masing kampung Agandugume, Kampung Japut dan Kampung Juwot.

Penyebab kelaparan di wilayah ini nyaris sama dengan yang terjadi di Yahukimo

BACA JUGA: Palsukan Paspor Haji, Mantan Kakandepag Dibui

Yakni, diakibatkan karena gagal panen Ubi Jalar, yang menjadi makanan pokok masyarakat daerah pegunungan tengah"Tiga kampung itu mengalami kelaparan karena gagal panen.Karena ubi jalar bagian dalamnya membusuk akibat diterjang hujan es," kata Kepala Distrik Agandugume Otinel Murib, kepada wartawan Minggu (18/10) kemarinMenurut Otinel, hasil panen ubi jalar para petani nyaris tak bisa dimakam, karena ubinya berair bahkan didalamnya berlubang-lubang lantas membusukHal itu diakibat karena terkena hujan es.

Otinel menegaskan, ini memang bukan gagal panen pertama bagi masyarakat diwilayahnyaDulu, jika mengalami gagal panen, masyarakat memiliki tanaman alternatif seperti kentang dan sayuran kol"Namun, belakangan masyarakat tidak lagi membudidayakan tanaman ituKarena itu, kentang dan sayuran kol tak lagi berkembang diwilayah itu," Otinel menjelaskanUntuk bisa tetap bertahan, saat ini masyarakat di Distrik Agandugume mengkonsumsi sayur paku (serupa dengan pakis, sebutan untuk masyarakat Papua), serta labu cina, sambil menunggu bantuan dari pemerintah berupa beras.

Tetapi, hingga saat ini belum ada uluran dari pemerintah yang mengirimkan beras."Kami menyadari sulit mendrop beras ke wilayah tersebut, karena lapangan terbang di wilayah tersebut belum bisa digunakan untuk pendaratan pesawatPadahal, kami sangat membutuhkan uluran tangan pemerintah untuk membantu masyarakat di sana," ujar Otinel.

Menurut Otinel di Distrik Agandugume saat ini terdapat 12000 jiwa yang sudah dipastikan sudah kelaparanAkibat bencana kelaparan itu, tidak sedikit anggota masyrakat yang sudah terkena penyakit gizi buruk, perut membuncit karena cacingan"Bagi mereka yang sakit, biasanya langsung dibawa ke RS Nabire," kata Otinel.

Bupati Puncak Simon Alom mengakui adanya bencana kelaparan yang melanda warganya"Benar, diwilayah Agandugume ada keparan seperti yang disampaikan oleh Kepala DistrikDan kami sudah mengambil langkah-langkah darurat untuk mengatasi masalah tersebut," kata Bupati SimonBupati Simon mengatakan, bahwa pihaknya sudah mendrop bahan makanan berupa beras ke Distrik SinakDengan maksud agar warga Distrik Agandugume bisa turun gunung untuk mengambilnya.  Namun, cara ini belum bisa diterima kepala distrik Otinel"Bagaimana mungkin masyarakat Agandugume bisa mengambil bantuan ke Sinak, karena untuk ke Sinak saja membutuhkan waktu sehari semalamSementara mereka saat ini sudah kelaparan, masak masih harus berjalan kaki sehari semalam lagi untuk mengambil bantuan," keluh Otinel.

Menanggapi protes Otinel, Bupati Simon hanya terdiamKemudian, ia menegaskan bahwa dirinya telah melaporkan masalah ini ke pemerintah Provinsi dan pemerintah Pusat"Kami berharap, masalah ini bisa menjadi perhatian bersamaKarena bencana kelaparan ini memang perlu mendapatkan perhatian semua pihak, termasuk pemerintah Pusat," ujarnya(cak/aj/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... APAS Bantu Guru di Aceh Kelola Sekolah


Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler