jpnn.com - NGAWI—Kondisi Sungai Bengawan Solo kian memprihatinkan akibat tercemar limbah dari industri maupun dari rumah tangga. Saat musim kemarau, aliran Bengawan Solo begitu tenang dan jernih, sehingga di beberapa lokasi pencemaran terlihat jelas. Salah satunya di wilayah Selopuro, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi.
Pada waktu tertentu, air sungai tersebut berwarna kemerahan hingga kecoklatan. Pencemaran Bengawan Solo, sudah dalam kondisi memprihatinkan, sehingga dikategorikan sungai kelas dua.
BACA JUGA: Jatim Andalkan Pertamina Hulu
Berbagai limbah yang berasal dari hulu sungai di wilayah Jawa Tengah, telah mengakibatkan sungai Bengawan Solo sangat kotor. Jika sebelum 1980 silam, sungai itu menjadi sumber kehidupan warga, kini hanya menjadi sumber penyakit. Menurut Zakat, warga Selopuro, pencemaran terlihat nyata pada musim kemarau, karena airnya menyusut.
“Pada puncaknya , biasanya September pencemaran sangat parah, sehingga mengakibatkan ikan banyak yang mati,” ujar Zakat.
BACA JUGA: Puluhan Rumah Dibakar, Anak-anak Tewas, Siapa Pelakunya!!!
Menurutnya, tak ada yang memperjuangkan kondisi ini sehingga terus berulang setiap tahun, Pemerintah setempat tahu banyaknya keluhan masyarakat yang jadi korban. Namun, hingga saat ini, belum ada solusi dan kebijakan nyata, karena rumitnya persoalan, yang melibatkan banyak instansi.
Ony Anwar, Wakil Bupati Ngawi berharap kongres sungai Indonesia ke dua , bisa menghasilkan solusi untuk mengatasi pencemaran.
BACA JUGA: Waduh, Kerusakan Hutan Daerah Ini Cukup Parah
"Kongres sungai yang dilangsungkan di Jawa Timur, menjadi harapan warga Ngawi yang tinggal di pinggiran sungai Bengawan Solo, agar masalah pencemaran bisa dikurangi," kata Ony.(pul/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Sejoli Mesum di Pekarangan Masjid Bikin Warga Terperangah
Redaktur : Tim Redaksi