Bentrok Ampera, Polisi Tetapkan Satu Tersangka

Jumat, 01 Oktober 2010 – 08:17 WIB

JAKARTA - Meski bentrokan berdarah di depan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan telah melibtakan ratusan orang dan menelan tiga korban jiwa, hingga kemarin (30/9) polisi hanya bisa menetapkan satu tersangkaTersangka yang berinisial S itu diduga membawa senjata tajam

BACA JUGA: Importir Mobil Bodong Masih Diburu

"Ini masih sementara, proses penyidikannya masih berlangsung
Kami masih berusaga mengejar para pelaku lainnya," terang Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar kepada wartawan di kantornya kemarin (30/9)

BACA JUGA: Modus, Upal Dibelanjakan di Warung Kecil

Perwira dengan tiga melati di pundak itu menjelaskan, S ditetapkan sebagai tersangka karena berdasarkan barang bukti dan keterangan saksi di lapangan, dia kedapatan membawa senjata tajam


Bagaimana dengan pelaku yang membawa senjata api" Boy terdiam sejenak

BACA JUGA: Iseng Taruh Batu di Rel, Ditangkap

"Itu masih kami selidiki," kilahnya diplomatisBoy cepat-cepat mengalihkan pembicaraan"Saya harap kubu yang telibat bentrok ini menyerahkan diri," ucapnyaDia juga mengimbau agar masyarakat dan kelompok-kelompok yang bertikai tidak mudah terprovokasi atau terpancing untuk melakukan tindakan di luar hukum

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Timur Pradopo membantah, kalau pihaknya dianggap kebobolan atas bentrokan ituDia menjelaskan, sebanyak dua unit satuan setingkat kompi (SSK) dikerahkan untuk mengamankan proses sidang yang dilakukan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan"Kami siap mengamankan sidangnya, tapi terjadi keributan di luar sidang," ungkap Timur.

Menanggapi kondisi korban jiwa dari bentrokan, Timur mengatakan, pihak forensik sedang melakukan otopsiSampai proses otopsi selesai dilaksanakan jenazah korban akan dikembalikan kepada pihak keluarga"Secepatnya proses otopsi akan dilakukan, sehingga jenazah bisa secepatnya pula diserahkan kepada pihak keluarga," kata Kapolda.

Sementara itu, M, Daya kakak Saepudin, supir Kopaja yang tewas akibat mendatangi RS Polri KramatjatiDia mengatakan, pihak keluarga meminta supaya bisa memabawa pulang jenazah Saepudin secepatnya, untuk segera dimakamkan di TPU Kebon Nanas"Adik saya tidak terlibat dari aksi bentrokan tersebutAdik saya murni sebagai supir Kopaja yang kebetulan disewa," katanya usai memastikan jenazah tersebut adalah Saepudin di RS Polri.

Terpisah, Kadivhumas Mabes Polri Irjen Pol Iskandar Hasan mengatakan pihaknya akan menelurusi dan mendata kelompok-kelompok yang menyediakan jasa sebagai pengelola keamanan di tempat-tempat hiburan malam"Kan kelompok-kelompok ini terdaftar di kepolisian, sebagai mitra polisi," ucap Iskandar di Mabes Polri kemarin (30/9)

Katanya, penulusuran itu untuk menemukan senjata-senjata api yang berada di tangan orang-orang sipil iniMenurutnya, bisa saja para pemegang senjata dalam kerusuhan di PN Jaksel Rabu (29/9) lalu memiliki izin, lantaran digunakan untuk bertugas menjaga keamananTapi kalau itu sudah digunakan untuk menyerang, kata Iskandar itu sangat salahSebab, dalam izin yang dikeluarkan kepolisian, senjata-senjata ditujukan untuk menjaga diri dan tidak boleh digunakan seenaknya.

Untuk itu, Iskandar mengaku akan menindak tegas para pelaku yang kemarin menggunakan senjata untuk menyerangApalagi senpi tersebut telah melukai Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Gatot Eddy PramonoMengapa kemarin kok tidak langsung ditangkap" Iskandar menjawab bahwa pihaknya sangat berhati-hati dalam bertindak saat kejadian kemarinDia tidak ingin terjadi keributan yang lebih parah antara kelompok pembawa pistol dengan polisi"Makanya sekarang langsung kami telusuri," ucapnya

Di bagian lain, lanjutan persidangan kasus Blowfish dipastikan tetap akan digelar di PN JakselItu menyusul rapat yang melibatkan pihak Polres Jaksel, Kodim 0504 Jaksel, Kejaksaan Negeri Jaksel, dan Walikota Jaksel di PN Jaksel, kemarinKoordinator keamanan PN Jaksel Kamari mengatakan, pertemuan menyepakati tidak ada perpindahan tempat sidang untuk kasus BlowfishSebelumnnya ada usulan untuk memindahkan sidang ke kantor polisi.

Pertimbangannya, sidang di pengadilan justru dinilai lebih amanSelain itu, tidak dipindahnya lokasi sidang ke kantor polisi untuk menghindari anggapan memihak salah satu kelompok"Dari segi keamanan lebih fokus di pengadilanYang paling khusus dari wakil kepolisian tidak mau menerima sangkaan melindungi (salah satu  kelompok)," kata Kamari.

Rencananya, pihak keamanan akan menyiagakan aparatnya dari Polres dan Polsek di dalam dan luar pengadilanJumlahnya mencapai  3 SSKBantuan personel dari Satuan Polisi Pamong Praja (Salpol PP) dan Kodim juga akan diturunkan menjaga persidangan"Standar keamanannya, (pengunjung sidang) diperiksa satu persatu," katanyasidang lanjutan kasus Blowfish akan digelar pada Rabu (6/10) mendatang.

Di tempat terpisah, bentrokan yang terjadi antara warga Maluku dengan NTT, menjadi perhatian tokoh kedua belah pihakBeberapa tokoh asal Ambon dan Flores kemarin menemui wakil ketua DPD Laode IdaMereka meminta DPD menjadi mediator penuntasan konflik kedua belah pihak.

Pertemuan tokoh dari Maluku dan NTT itu difasilitasi oleh wakil ketua DPD Laode IdaHadir dalam pertemuan itu Clement, pria asal Flores yang disebut memiliki pengaruh di JakartaZakaria Sabo, tokoh Flores yang dianggap memiliki jaringan kuat di tingkat lapangan, dan Jack Osdara selaku anggota DPD dari Maluku.

Memulai pembicaraan, Sabo menyatakan keprihatinannya atas terjadinya bentrokan di jalan Ampera ituMenurut dia, tidak seharusnya konflik itu terjadiIni karena, dibandingkan jumlah kelompok Flores yang terdapat di Jakarta, para pelaku hanya sebagian kecil di dalamnya"Ini hanya kelompok kecil saja, kami berduka cita dan prihatin," kata Sabo.

Terjadinya konflik itu, kata Sabo, diakibatkan watak keras yang dimiliki kedua belah pihakKeduanya sama-sama tidak ingin saling mengalahNamun, konflik yang terjadi itu sungguh mencoreng hubungan baik yang terjadi antar tokoh"Kita jangan jadi pendendamIni harus dihentikan supaya tidak meluas," desaknya.

Sementara Jack Osdara menilai terjadinya konflik merupakan ekses dari kurangnya pemerataan pembangunanSudah menjadi fakta bahwa pembangunan di Indonesia timur tertinggal jauh dibandingkan wilayah barat"Ini ekses, karena ada kebocoran anggaran dari pusat," kata JackDirinya menyesalkan adanya korban meninggal dalam bentrokan ituPara korban meninggal sia-sia dalam kerusuhan yang seharusnya tidak terjadiDirinya berharap proses penyelesaian konflik sesegera mungkin dilakukan"Jangan terlalu lama karena kita bisa diperalat," ujarnya mengingatkan.

Laode Ida menambahkan, dirinya sengaja mengundang para tokoh itu untuk mencari solusiDia berharap agar pertikaian berdarah itu adalah yang terakhirDirinya merencanakan melakukan konsolidasi dengan tokoh-tokoh Flores dan Maluku yang berada di Jakarta"Antara tanggal 3 dan 4 (Oktober), kami akan mengundang untuk mencari solusi," kata Laode.

Dia menambahkan, harus ada upaya koreksi dari Polri atas kasus kerusuhan ituKasus Blowfish tersebut menunjukkan adanya indikasi bisnis keamanan oleh para aparat"Teman-teman polisi harus dikoreksi karena mereka bekerja dengan uang dan pesanan, itu yang terjadi," sorotnya(kuh/fal/bay/mos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Suami Gorok Istri, Anak Mandi Darah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler