jpnn.com - TIMIKA - Bentrok antara dua kelompok warga yang terjadi dua hari terakhir di Kota Timika, Mimika, Papua, membuat masyarakat resah. Sejumlah aktivitas terganggu. Baik di sektor pendidikan, ekonomi dan sosial budaya, termasuk yang utama adalah keamanan, menjadi kacau.
Dua hari berturut-turut, Selasa (24/5) dan Rabu (25/5), kawasan Budi Utomo tepatnya mulai dari Jalan Busiri, Sam Ratulangi dan Pattimura, tidak dapat diakses dengan normal. Dua kelompok warga sedang bertikai terkait kasus penganiayaan yang terjadi pada Senin (23/5) lalu.
BACA JUGA: Kaus Bergambar Palu Arit Seperti Ini Juga Jadi Urusan Polisi
Akibatnya jalan dipalang. Bukan cuma satu, tapi beberapa jalan dan lorong juga dipalang. Dampaknya, arus lalu lintas menjadi terganggu. Warga tidak dapat melintas. Selain itu sejumlah pertokoan juga tidak beroperasi. Mereka lebih memilih menutup tempat usaha mereka untuk mencari aman. Penghasilan dua hari pun melayang. Hanya beberapa toko dan pedagang saja yang berani buka. Itupun harus ekstra hati-hati.
Dari pantauan Radar Timika, di sepanjang Jalan Budi Utomo tampak sepi dari aktivitas perekonomian. Meski dijaga ketat aparat Kepolisian, namun para pedagang memilih untuk diam di dalam rumah. Namun demikian, masih ada juga warga lainnya yang tetap nekat membuka usahanya, lantaran takut merugi.
BACA JUGA: Bentrok di Timika, Puluhan Luka, Ratusan Warga Mengungsi ke Gereja
Mia, salah satu pedagang mengaku sangat takut dengan kondisi ini. Namun ia tetap memberanikan diri membuka tokonya, meskipun hanya sedikit, karena banyaknya kebutuhan setiap hari yang harus dipenuhi dari hasil berjualan. "Kami tetap harus jualan. Karena kalau tidak, mau dapat uang darimana untuk belanja kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Efek dari konflik seperti ini bisa sangat mengkhawatirkan. Pasalnya bila pedagang sudah malas untuk berjualan, jasa angkutan juga waswas melintas, masyarakat dan warga Mimika sendiri yang akan dirugikan.
BACA JUGA: Primitif..Beli Beras bisa Seharian, Lebih Akrab dengan Dukun
Selain sektor ekonomi, kerugian dari adanya pertikaian yang terjadi di Timika juga dirasakan oleh anak-anak sekolah. Pasalnya, sejumlah sekolah memilih meliburkan anak didik mereka, karena mereka takut. Bahkan di SMA Negeri 1 Mimika, pelaksanaan Ujian Sekolah (US) harus diundur.
Seperti pengakuan salah seorang siswi SMA N 1 Mimika ini. Dia mengatakan pihak sekolah sendiri tidak memberikan informasi apapun kalau akan libur. Sehingga ia bersama sejumlah temannya yang datang pukul 06.30 WIT hanya menunggu di luar sekolah. Baru beberapa saat kemudian, seorang security sekolah keluar. Tapi, bukan untuk membuka pagar, melainkan menempelkan secarik kertas yang berisikan pengumuman bahwa sekolah diliburkan. Pengumuman darurat itu ditempel di pagar sekolah.
“Hari ini (kemarin, red) kita ujian Bahasa Indonesia sama Agama, tapi tidak jadi. Terus kita disuruh pulang, nanti masuk Jumat (27/5-hari ini),” kata siswi yang enggan namanya dikorankan itu.
Demikian juga dengan sejumlah sekolah lainnya, yang lebih memilih libur untuk menghindari jadi korban bentrok. Beberapa sekolah yang terpantau libur kemarin, di antaranya SD Kalam Kudus Nawaripi dalam, SMP Petra, SMK Petra, SMA Santa Maria, SD Santa Maria dan SMP Santa Maria. (hanawia/suharli/sisko/yoshi/adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Duh..Pengusaha Cantik Tunggak Bayar Rumah Harga Miliaran
Redaktur : Tim Redaksi