jpnn.com, JAKARTA - Polisi mengamankan sebanyak 1.377 orang yang hendak menyusup dengan masa aksi unjuk rasa menolak pengesahan Undang-undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat Selasa (13/10).
Adapun ribuan orang tersebut diamankan karena hendak melakukan kerusuhan. Mengantisipasi hal tersebut polisi melakukan razia, dan ditemukan ketapel, batu bahkan golok yang dibawa para perusuh itu.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Demo FPI, Adian Lebih Bijak dari Prabowo, Grup WA KAMI Bikin Kaget
Pantauan jpnn.com, sebagian remaja yang diamankan polisi sudah dipulangkan dari Polda Metro Jaya hari ini.
Tampak di depan stadion Polda Metro Jaya, para orang tua tengah menunggu anak-anak mereka yang diamankan.
BACA JUGA: Ancaman Mengerikan Kapolresta Bekasi kepada Pelajar yang Masih Berniat Ikut Demo
Momen mengharukan, saat para orang tua mereka datang, anak-anak yang keluar dari stadion itu langsung mencium kaki orang tua lalu saling berpelukan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus mengatakan, para pelajar yang jumlahnya lebih dari 800 orang itu sudah dilakukan pendataan dan hampir semuanya sudah dipulangkan.
BACA JUGA: Astaga! 5 Anak SD Ikut Demo Menolak UU Cipta Kerja
Sisanya, ada dari pengangguran dan remaja lainnya, hanya saja ada beberapa yang masih dilakukan pendalaman lebih lanjut.
"Rata-rata sudah dipulangkan dan syaratnya kami juga memanggil orang tuanya untuk datang dan membawanya sehingga kami juga bisa mengedukasi pada orang tuanya," ujarnya pada wartawan, Rabu (14/10).
Menurut mantan Kapolres Tanjungpinang itu, para orang tua pelajar itu diminta datang ke kantor polisi agar mereka pun mengatahui tentang perilaku anaknya dan bisa mengawasinya.
Apalagi, rata-rata para orangtua yang datang menjemput anaknya itu tidak mengetahui kalau anak-anaknya terlibat demo hingga membuat kerusuhan.
Dia menambahkan, nantinya polisi juga bakal menyurati ataupun melaporkan ke sekolah-sekolah yang berkaitan dengan pelajar yang diamankan itu. Diharapkan, pihak sekolah juga memberikan perhatian pada anak didiknya yang terindikasi melakukan kerusuhan tersebut.
"Kami akan laporan atau serahkan surat pernyataannya ke sekolah-sekolahnya juga agar menjadi perhatian dan sama-sama mengawasi. Kami harapkan juga Dinas Pendidikan turut membantu mensosialisasikan dan mengedukasi karena di lapangan yang terjadi itu mereka garang sekali, melempari petugas dan merusak fasilitas umum," pungkas Yusri Yunus. (mcr3/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama