jpnn.com - BOYOLALI - Pembakaran terhadap kamp ormas Gafatar di Mempawah, Kalimantan Barat beberapa waktu lalu walau bagaimanapun juga tidak bisa dibenarkan. Pasalnya, tidak sedikit anggota Gafatar yang kehilangan semua harta benda mereka akibat aksi anarkis itu.
Salah satunya adalah SHU anggota Gafatar yang dipulangkan pemerintah ke kampungnya di Desa Grajegan, Tawangsari, Sukoharjo kemarin, Jumat (29/1). Dia tiba di desanya tanpa membawa uang sepeserpun.
BACA JUGA: Surat Mutasi KTP Eks Gafatar dari Kalbar ke Daerah Asal Sudah Siap
SHU berangkat ke Kalimantan pada akhir November 2015 lalu. Ketika itu ibunya baru saja meninggal dan istrinya tiba-tiba minta cerai.
"Dia (SHU) memang waktu bergabung dengan Gafatar psikologinya sedang labil," kata Camat Tawangsari, Suyatman.
BACA JUGA: Waduh.. Oknum Pegawai Salah Satu Mini Market Ternama Sembunyikan Uang Palsu
Ketika meninggalkan kampung, SHU punya modal Rp 20 juta. Dia gunakan uang tersebut untuk membangun rumah di kamp Gafatar dan memulai usaha bercocok tanam.
Namun sayang, belum sempat panen, insiden pembakaran terjadi. Akhirnya, seperti ribuan anggota Gafatar lainnya, SHU pun jadi pengunggsi sampai akhirnya dipulangkan pemerintah ke kampung halaman. Ketika sampai di desanya kemarin, SHU hanya membawa sepatu, ransel berisi pakaian dan ember berisi peralatan mandi.
BACA JUGA: PDAM Akhirnya Cabut Segel di Rumah Jokowi
Untungnya, kepulangan SHU disambut dengan tangan terbuka oleh warga desa. Ayahnya pun langsung memeluk sambil menangis terharu saat sang anak tiba di rumah.
Untuk diketahui, kemarin sebanyak 435 bekas anggota Gafatar yang ditampung di asrama haji Donohudan, Boyolali dipulangkan ke kampung masing-masing. Dari jumlah itu, 256 orang berasal dari Jogjakarta. Sementara sisanya adalah warga Jawa Tengah. (yan/wid/kwi/wa/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kirim Narkoba via Paket, Terendus Polisi, Akhirnya....
Redaktur : Tim Redaksi