jpnn.com, JAKARTA - Aspirasi yang menghendaki penghapusan ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold, semakin menguat di internal Pansus RUU Pemilu.
Perkembangan tersebut disambut baik oleh partai-partai baru calon peserta Pemilu 2019. Meski begitu, mereka tidak lantas sanggup mengajukan jagoan sendiri.
BACA JUGA: Usai Lebaran, PAN Rumuskan Konvensi Capres
Sekjen Partai Idaman Ramdansyah menilai, hal itu menunjukkan semangat Pansus RUU Pemilu yang berupaya mengikuti putusan Mahkamah Konstitusi.
Namun, peluang partainya tidak lantas mudah dalam mengajukan Rhoma Irama sebagai capres. ’’Peluang ada, tapi belum bisa dipastikan,’’ ujarnya kepada Jawa Pos.
BACA JUGA: Perlu Mengubah Sistem One Man One Vote Menjadi Voting Block Berbasis Provinsi
Dia justru mengisyaratkan, Partai Idaman tidak akan maju sendiri. Ramdansyah mengakui bahwa mengajukan calon dalam kontestasi sekaliber pemilihan presiden bukanlah hal yang mudah.
Karena itu, saat ini pihaknya masih terus melakukan penjajakan dengan sejumlah partai. Harapannya, bisa ditemukan kawan yang membuka peluang koalisi pada 2019.
BACA JUGA: Semua Ketum Parpol Berpeluang jadi Capres, Kecuali...
’’Kami mulai melakukan penjajakan, kemarin kan coba di DKI dengan Gerindra dam PKS. Ini langkah kecil membangun koalisi menuju 2019,’’ jelasnya.
Ramdansyah belum mau gegabah memaksakan diri agar Rhoma Irama setidaknya bisa dicalonkan sebagai wakil presiden.
Menurut dia, Partai Idaman tidak semata-mata didirikan untuk menjadi kendaraan bagi Rhoma Irama duduk di kursi kepresidenan.
Melainkan sebagai alat untuk ikut berkontribusi dalam politik nasional. ’’Kami bisa berkontribusi di apa saja,’’ katanya.
Lantas, apa karakteristik partai yang bisa diajak koalisi? Ramadan menjelaskan bahwa partainya mengusung semangat keislaman, keindonesiaan, dan kebudayaan. Karena itu, dalam mengajukan calon nanti, platform tersebut dipegang dalam menentukan rekan koalisi.
Pernyataan senada disampaikan Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni. Dihapuskannya PT tidak langsung membuatnya pede untuk mengusung calon sendiri.
’’Kami masih konsisten mengusung Pak Jokowi. Saya belum melihat adanya sosok lain yang layak,’’ tuturnya saat dihubungi.
Raja menuturkan, partainya didirikan sebagai perahu untuk mengajukan calon-calon yang dinilai baik dan cakap. PSI pun berencana mendorong sosok-sosok tersebut untuk menjadi wakil bagi Jokowi.
’’Saya kira Pak Ridwan Kamil atau Ibu Risma sosok yang layak untuk diajukan,’’ ungkapnya.
Artinya, dari rombongan partai pendatang baru, praktis hanya Perindo yang potensial mengajukan calon sendiri.
Pada beberapa kesempatan, Hary Tanoesoedibjo sudah mendeklarasikan diri untuk maju ke kontestasi Pilpres 2019. (far/bay/c14/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polarisasi Pilpres 2014 dan Pilkada DKI Berpotensi Lanjut di 2019
Redaktur & Reporter : Soetomo