Berantas Narkoba, BNN: Daerah Perbatasan Perlu Perhatian

Sabtu, 06 September 2014 – 23:36 WIB

jpnn.com - PONTIANAK - Maraknya peredaran narkotika dan obat-obat terlarang masuk di Kalimantan Barat melalui jalur perbatasan antarnegara seperti Entikong, Sanggau menuai keprihatinan.

Badan Narkotika Nasional (BNN) berharap Kementerian Daerah Tertinggal dan Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat bisa memberikan perhatian serius untuk meningkatkan kesejahteraan warga perbatasan.

BACA JUGA: Surati Mendagri Minta Pelimpahan Cetak e-KTP Dipercepat

Humas BNN Pusat, Sumirat mengatakan perbatasan Kalbar dengan negara tetangga cukup luas, untuk yang resmi di jalur Entikong, Sanggau sementara untuk yang tidak resmi mencapai sepanjang jalur perbatasan dapat dikatakan tidak ada pengawasan.

“Untuk antisipasi mudahnya narkoba masuk ke Kalbar, kami berharap masyarakat mau bersatu padu bekerjasama memberikan informasi jika mengetahui ada penyelundupan obat-obat terlarang,” katanya, kemarin.

BACA JUGA: KPU Segera Bawa Hasil PSU Halsel ke MK

Pihaknya juga mengajak Kementerian Daerah Tertinggal dan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Kesejahteraan Rakyat agar memberikan perhatian, agar warga di perbatasan secara ekonomi lebih sejahtera. Dia berharap dengan peningkatan kesejahteraan warga perbatasan, masyarakat mau bekerjasama dengan pemerintah untuk memberantas peredaran gelap narkoba yang jelas-jelas membahayakan.

“Dengan peningkatan kesejahteraan itu, saya yakin warga perbatasan akan dengan sukarela memberi informasi adanya peredaran atau masuknya narkoba di Kalbar,” ucapnya.

BACA JUGA: Bupati Siap Kembali Desak Pertamina

Selama ini, lanjut dia, tidak dipungkiri penyelundupan narkoba dari Malaysia ke Kalbar kerap melewati jalur resmi Entikong Kabupaten Sanggau.

“Hasil pengungkapan kasus, hampir semuanya masuk dari jalur resmi itu dan beberapa kasus oknum-oknum penjaga perbatasan yang terlibat, seperti petugas Bae Cukai,” ujarnya.

Sebelumnya, Deputi Brantas BNN Pusat Dede L Hakim mengatakan Kalbar masuk dalam kategori darurat peredaran narkoba. Karena dari data yang ada, sejak 2013 sampai dengan September 2014 sabu yang masuk mencapai 150 kilogram sampai dengan 200 kiloram.  “Kalbar darurat peredaran narkoba,” katanya.

BNN, dia menambahkan sudah sering mengungkap kasus peredaran narkoba jaringan internasional yang masuk ke Kalbar, yang mana barang-barang haram itu selanjutnya didistribusikan ke dalam dan luar daerah.

“Narkoba dari Kalbar itu dari Surabaya, Kediri sampai dengan ke Jakarta,” ucapnya.

Dia mengingatkan dalam satu kilogram narkoba dapat memakan korban lima ribu orang, jika dalam satu bulan saja sabu masuk ke Kalbar seberat 25kg maka ada 125 ribu orang menjadi korban.

“Ini bahaya narkoba sudah mengancam, perlu perhatian serius semua pihak,” ujarnya. (adg)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diduga Akibat Korsleting Pendingin Ruangan, Sebuah Ruko Terbakar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler