jpnn.com, JAKARTA - Maraknya penyelundupan narkotika ke Indonesia membuktikan bahwa kebutuhan akan narkotika begitu besar.
Badan Narkotika Nasional (BNN) memprediksi kebutuhan narkotika mencapai 377 ton sabu dan ganja tiap tahunnya. Permintaan atas narkotika bisa dihilangkan bila masyarakat memiliki imunitas mencegah narkotika.
BACA JUGA: Licin, Kinong Akhirnya Tertangkap, Alasannya untuk Obat Diabetes
Data BNN menunjukkan dengan jumlah pengguna mencapai lebih dari 4 juta, maka ditaksir membutuhkan 219 ton sabu dan 158 ton ganja tiap tahunnya.
Total kebutuhan sabu dan ganja mencapai 377 ton. Belum lagi untuk kebutuhan terhadap ekstasi yang mencapai 14 juta butir per tahunnya.
BACA JUGA: Dooor! Tewas Setelah Rebutan Senjata Dengan Penyidik BNN
Kepala Humas BNN Kombespol Sulistiandriatmoko menjelaskan, kebutuhan terhadap narkotika itu bisa ditanglak bila masyarakat mengedukasi dirinya terkait pemahaman bahaya narkotika.
Edukasi ini bisa melalui berbagai media informasi, seperti media sosial. ”Seharusnya gerakan mengedukasi semacam ini digelorakan,” paparnya.
BACA JUGA: Warga Tambun ini Kantongi Rp 30 Juta per Bulan, tapi Jangan Ditiru ya...
Perlu ditekankan bagaimana narkotika bisa merusak fisik, otak dan mental. Kondisi tersebut bsia memberikan shock terapi untuk bsia menjauhi narkotika. ”Bagaimana pemakaian narkotika bisa membunuh diri sendiri,” terangnya.
Saat masyarakat memahami bagaimana mematikannya narkotika, maka lambat laun namun pasti akan terbentuk imunitas masyarakat untuk menjauhi narkotika. ”Saat itulah pasar narkotika di Indonesia mulai hilang,” terangnya.
Saat pasar narkotika hilang, maka supply narkotika atau penyelundupan narkotika sebesar apapun sama sekali tidak akan berguna. ”Sebab, tidak ada yang mau membelinya,” jelasnya.
Maka, saat itu bandar tidak akan mendapatkan untung dan berpikir dua kali untuk menyelundupkan narkotika ke Indonesia.
Dia mengatakan, pengendalian supply dan demand inilah yang penting. ”Penghilangan demand itu penting,” terangnya.
Sudah berulang kali, penyelundupan narkotika menyentuh angka-angka rekor. Penyelundupan 1 ton sabu memecahkan rekor penyelundupan 864 kg yang diungkap BNN.
Ada pula penyelundupan 1,2 juta pil ekstasi yang mendekati rekor penyelundupan ekstasi Freddy Budiman sebanyak 1,4 juta pil.
Kondisi itu tentunya menggiring pada pemikiran, kemungkinan meningkatnya kebutuhan terhadap narkotika di Indonesia.
”Itulah mengapa penting mengedukasi diri sendiri untuk mencegah penggunaan narkotika,” tegas mantan Kepala BNNP Nusa Tenggara Timur tersebut. (idr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Edarkan Sabu, Mantan Aktivis Diciduk di Tambun
Redaktur & Reporter : Soetomo