Berau Getol Lestarikan Penyu Agar Pariwisata Semakin Maju

Rabu, 02 Mei 2018 – 01:06 WIB
Wabup Agus Tantomo dan Kepala Disbudpar Berau Mappasikra Mappaseleng saat melepas tukik di Pulau Sangalaki tahun lalu. Foto: Berau Post/JPNN

jpnn.com, BERAU - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau, Kalimantan Timur, tidak hanya berkutat pada promosi destinasi pariwisata.

Pemkab juga tidak melulu memperbaiki infrastruktur penunjang di objek wisata.

BACA JUGA: Pemprov Kaltim Tetapkan Berau Pusat Industri Pariwisata

Saat ini, Pemkab Berau tengah getol menjaga kelestarian penyu. Salah satu caranya dengan mengedukasi masyarakat tentang bahaya pencurian telur penyu.

Selama ini, Berau memang dikenal sebagai surga penyu. Namun, angka pencurian telur penyu masih cukup tinggi. Jika dibiarkan, hal itu bisa mengancam kelestarian penyu.

BACA JUGA: Bidukbiduk Bebas Blank Spot, Wisatawan Dijamin Senang

Padahal, penyu menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan yang menikmati dunia bawah air Berau.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau Mappasikra Mappaseleng pun tidak menampik pesona penyu sebagai magnet bagi wisatawan untuk datang ke kabupaten berjuluk Bumi Batiwakkal itu.

BACA JUGA: Promosikan Pariwisata Berau, Ancol Bangun Akuarium Raksasa

Dia mengatakan, pengawasan terhadap pencurian telur penyu merupakan salah satu langkah yang harus segera dicari solusinya oleh instansi berwenang.

“Dari kami lebih kepada memberikan edukasi atau memberikan pemahaman terhadap pengunjung bahwa telur maupun penyu ini merupakan hewan yang dilindungi,” tutur Mappasikra belum lama ini.

Saat ini, kewenangan pengawasan laut sudah beralih ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim.

Hal itu seiring diberlakukannya Undang-Undang (UU) 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Menurut Mappasikra, tujuh pulau kecil di Berau merupakan lokasi favorit bagi penyu untuk bertelur.

Tujuh pulau itu adalah Derawan, Semama, Sangalaki, Belambangan, Sambit, Mataha, dan Bilang-Bilangan.

Rata-rata ada 15 ribu penyu hijau betina (chelonia mydas) dan penyu sisik (eretmochelys imbricata) bertelur di pulau-pulau itu.

Berdasar data Dinas Perikanan Berau pada 2014, Berau berada di posisi pertama jumlah sarang penyu sepanjang 2002-2012. Jumlahnya mencapai 4.317.

Mappasikra berharap masyarakat ikut menjaga kelestarian penyu agar laju industri pariwisata Berau tetap terjaga.

“Aturannya sudah jelas. Penyu maupun telurnya merupakan hewan air yang dilindungi. Aturan inilah yang seharusnya ditegakkan,” kata Mappasikra.

Dia menambahkan, hal yang tidak kalah penting adalah motoris speedboat yang mengantar wisatawan lebih berhati-hati saat melintas di jalur yang merupakan tempat populasi penyu.

”Jangan sampai nanti ada penyu yang melintas terkena baling-baling speadboat,” ujar Mappasikra. (la eko/app2)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bulan Depan, Bandara Maratua Diresmikan


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler