jpnn.com - RAMADAN hari pertama sudah kita lalui bersama. Tentu harapan kita mudah-mudahan pahala Ramadhan dicatat sebagai amal kebajikan di hadapan Allah SWT. Salah satu sumber pahala itu lewat cara dan dengan apa kita berbuka puasa. Meski terkesan sederhana, ternyata Rasulullah SAW punya cara-cara khusus agar berbuka menjadi salah satu investasi yang menambah pundi-pundi pahala bagi ummatnya. Rasulullah SAW ingin menyampaikan bahwa berbuka puasa bukan hanya soal makan dan minum untuk melepas lelah setelah seharian menahan haus dan dahaga. Tapi punya rahasia yang sangat penting untuk diteladani.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda. ”Senantiasa manusia dalam keadaan baik selama ia menyegerakan berbuka.” Dalam riwayat yang lain riwayat Imam Tirmidzi Rasulullah SAW juga bersabda, “Hamba yang paling dicintai Allah SWT adalah yang paling cepat berbuka.” Dengan mensegerakan dan tidak menunda-nunda waktu berbuka itu artinya kita benar-benar fokus menjalankan salah satu rukun Islam tersebut. Kita memprioritaskan ibadah dari pada kesibukan-kesibukan dunia yang kerap kita kerjaan saat memasuki waktu Maghrib. Ditambah Allah SWT dan Rasulullah SAW ingin kita sesegera merasakan nikmatnya berbuka puasa. Rasulullah SAW bersabda dalam riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim. "Orang yang berbuka puasa mempunyai dua kebahagiaan yang bisa ia rasakan; kebahagiaan ketika ia berbuka dan kebahagiaan ketika ia bertemu dengan Rabb-nya karena puasa yang dilakukannya."
BACA JUGA: Ekspor Impor Indonesia di ASEAN
Selain dengan menyegerakan berbuka puasa, Rasulullah SWA juga mensunnahkan kita berbuka dengan kurma. Dalam hadits yang diriwatkan oleh Imam Ahmad, Imam Abu Dawud, dan Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda: ”Apabila salah dari kamu berbuka puasa, maka berbukalah dengan kurma. Jika tidak menemukan, berbukalah dengan air karena sesungguhnya air itu permbersih.” Sudah banyak para pakar dan ahli kesehatan dunia yang menjelaskan khasiat hebat yang terkandung dalam kurma. Itu artinya, Rasulullah SAW dalam memberikan sunnah kepada ummatnya bukan hanya soal ibadah tentang pengabdian antara hamba kepada Tuhannya, tapi ada rahasia untuk menjadikan diri kita lebih sehat secara jasadiah dan rohaniah.
Sunnah berikutnya yang Rasulullah SAW contohkan saat berbuka puasa adalah dengan tidak berlebih-lebihan. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Nasa’i. ”Tidak ada tempat paling buruk yang dipenuhi oleh manusia kecuali perutnya. Karena sebenarnya cukup baginya beberapa suapan untuk menegakkan penggungnya. Kalaupun ia ingin makan, maka hendaklah ia atur dengan cara sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya, dan sepertiga lagi untuk nafsunya.” Bahkan, Allah SWT secara tegas menyampaikan dalam firman-Nya bahwa Dia amat tidak suka dengan suatu yang berlebih-lebihan. Termasuk dalam urusan makan dan minuman. Dalam QS. Al-A’raf ayat 31: ”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah setiap masuk masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
BACA JUGA: Sambut Tamu Agung dengan Suka Cita
Harapan kita tentunya agar serangkaian ibadah Ramadhan benar-benar mendatangkan manfaat luar biasa. Dengan sisa Ramadhan yang masih panjang, ada baiknya kita perkuat fisik agar puasa tahun ini berjalan sesuai harapan. Dengan demikian, puasa tahun ini mampu kita laksanakan sebulan penuh tanpa terhalang oleh sakit. Salah satunya dengan menjaga makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh saat berbuka puasa. Jika bisa menjaga kesehatan, maka konsentrasi kita dalam beribadah kepada Allah SWT di bulan ini semakin maksimal. Apalagi, selain fokus pada kewajiban Ramadhan, bagi kepala rumah tangga, kita pun juga punya tugas lain untuk selalu maksimal dalam mencari nafkah untuk keluarga. Bagi istri, kita punya tanggung jawab untuk melayani segala kebutuhan suami, dan merawat anak-anak. Dengan demikian, Ramadhan kali ini benar-benar berhasil membentuk kita menjadi pribadi yang kuat, baik secara fisik maupun rohani. (*)
BACA JUGA: Ease of Doing Business Index dan Time Required to Start a Business di Indonesia
Oleh : DR. Adhyaksa Dault
(Ketua Kwartir Nasional Pramuka)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bonus Demografi sebagai Potensi Indonesia di ASEAN
Redaktur : Tim Redaksi