jpnn.com - Oleh : DR. Adhyaksa Dault
(Ketua Kwartir Nasional Pramuka)
BACA JUGA: Ease of Doing Business Index dan Time Required to Start a Business di Indonesia
WAHAI ummatku, akan datang kepadamu bulan yang mulia, bulan penuh berkah, yang pada malam itu ada malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Itulah malam di mana Tuhan memberi perintah bahwa kewajiban puasa harus dilakukan di siang hari dan Dia menciptakan shalat khusus (tarawih) di malam hari." Itulah satu penggalan khutbah Rasulullah SAW jelang datangnya bulan Ramadhan yang disampaikan kepada para sahabat. Dalam riwayat yang lain Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk selalu merindukan dan berjumpa dengan Ramadhan saat jauh-jauh hari. "Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah umur kami kepada bulan Ramadhan." Selanjutnya, Nabi Muhammad SAW juga bersabda di haditsnya yang lain, "siapa yang bergembira karena menyambut datangnya bulan Ramadhan, niscaya Allah haramkan jasadnya dari neraka."
Sekarang, kita sudah sampai di dalamnya. Pertanyaan, apa rencana besar yang kita sudah persiapkan menyambut bulan ini? Atau Ramadhan tahun ini akan kita lewatkan begitu saja tanpa melahirkan kesan berarti? Semua jawaban ada pada diri kita masing-masing. Tapi yang jelas, takdir kita yang masih merasakan Ramadhan di tahun ini bukan suatu kebetulan. Ini adalah bagian dari rencana Allah SWT untuk menjadikan kita lebih baik dari pada tahun-tahun sebelumnya. Menjadikan kita sebagai hamba pilihan yang mendapat gelar 'tattaqun' atau orang-orang yang bertakwa. Seperti firman Allah SWT dalam QS. Albaqarah:183: "Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan bagi kalian berpuasa seperti orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa." Gelar takwa inilah yang menuntut kita untuk berkompetisi meraih pahala sebanyak-banyaknya. Agar kesempatan yang diberikan Allah pada bulan Ramadhan kali ini tidak sia-sia.
Berapa banyak orang yang telah berguguran di tengah jalan menuju bulan suci ini. Entah itu tetangga, teman, rekan sekantor, atau keluarga kita sendiri. Padahal, di setiap penghujung Ramadhan sebelumnya, mereka, termasuk kita, selalu berharap untuk merasakan kembali nikmatnya berada di bulan ini. Mulai dari tarawih berjamaah di masjid atau musholla, makan sahur, hingga kenikmatan berbuka puasa.
BACA JUGA: Bonus Demografi sebagai Potensi Indonesia di ASEAN
Sekali lagi, tamu agung itu sudah ada di rumah kita. Dini hari tadi pun kita sudah sahur dan memulai petualangan puasa kita hari ini. Akan banyak godaan yang akan kita temui sepanjang hari sebelum masuk waktu Maghrib. Akan ada banyak rintangan yang akan kita lewati 29 hari berikutnya. Apalagi, hidup di kota metropolitan seperti Jakarta nyaris tidak bisa dibedakan suasana siang hari saat Ramadhan atau di bulan-bulan lain. Warung-warung makan masih saja mudah dijumpai di beberapa sudut ibu kota yang menggoda selera. Belum lagi godaan nafsu dan syahwat yang mendoga iman semakin hari semakin menggurita. Tapi jika kita niatkan ibadah puasa untuk mendapat pahala dari Allah SWT, maka godaan-godaan itu akan takluk dengan sendirinya karena bayangan pahala kebaikan yang akan kita terima di yaumul akhir kelak.
Mumpung ini masih hari pertama Ramadhan, segera mantapkan pikiran dan hati kita untuk larut di setiap detik di dalamnya. Yang sebelumnya tidak memiliki persiapan dan target apa-apa saat memasuki Ramadhan tahun ini, segera bergegas untuk menyusun agenda relegius pribadi kita. Kalau perlu catat target-target itu dalam buku khusus sebagai bukti kesungguhan kita dalam meraih keberkahan di dalamnya. Misalnya, yang belum bisa baca Alquran kita targetkan diri kita untuk bisa dan lancar membacanya selama di Ramadhan. Bagi yang sudah bisa baca, bisa menargetkan untuk memahami arti dan tafsirnya, sehingga ayat yang kita baca benar-benar menyentuh dan membekas dalam diri. Apalagi, jika ada yang menargetkan untuk khatam Alquran 30 juz selama Ramadhan. Selain itu, diantara kita mungkin ada yang menargetkan untuk tidak pernah absen sholat lima waktu selama Ramadhan, karena menyadari di bulan-bulan sebelumnya sholat masih banyak bolong. Dan, jika pada Ramadhan di tahun-tahun sebelumnya puasa kita selalu bolong, entah karena kita safar, sakit, atau karena memang lalai. Maka Ramadhan kali ini kita mantapkan tekat untuk tidak pernah alpa lagi. Harus tuntas sepanjang Ramadhan.
Tidak ada cara lain selain memanfaatkan kesempatan yang kita miliki ini. Apalagi, tidak ada jaminan di Ramadhan berikutnya kita kembali akan bersua dengannya. Bisa jadi ini adalah Ramadhan terakhir kita. Atau tidak menutup kemungkinan sebelum Ramadhan ini berakhir Allah SWT telah memanggil kita. Semua itu misteri. Oleh sebab itu, niatkan di titik start ini untuk beribadah dengan maksimal kepada Allah SWT selama Ramadhan hingga di garis finish. Kalau pun kita gugur sebelum mencapai garis finish, Allah SWT telah mencatat niat itu sebagai amal kebajikan. Rasulullah SAW bersabda dalam riwayat Bukhari dan Muslim: "Barangsiapa yang bertekad untuk melakukan kebaikan lantas tidak bisa terlaksana, maka Allah catat baginya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia bertekad lantas bisa ia penuhi dengan melakukannya, maka Allah mencatat baginya 10 kebaikan hingga 700 kali lipatnya sampai lipatan yang banyak." Tentu niat dan tekat tersebut bukan hanya angan-angan kosong, tapi benar-benar kita upayakan dengan semangat untuk menunaikannya. (*/adv)
BACA JUGA: Kiat Menjaga Hutan Indonesia Berkaca dari Thailand
BACA ARTIKEL LAINNYA... Analisa Tenaga Kerja Pertanian Indonesia di Kawasan ASEAN
Redaktur : Tim Redaksi