Berdzikir di Heli yang Berputar, Diupayakan juga di Kapal

Selasa, 06 Januari 2015 – 12:35 WIB
BANTUAN: Sejumlah ustaz dan habib di Pangkalan Bun bersiap diberangkatkan dengan helicopter guna memanjatkan doa untuk membantu proses evakuasi korban pesawat AirAsia QZ8501. Foto: Denar/Kalteng Pos/jpnn

jpnn.com - PANGKALAN BUN - Doa tokoh agama dari helikopter SA-330 menemani pencarian pesawat AirAsia QZ8501.

Delapan ustadz itu berdoa di laut meminta cuaca bersahabat agar pesawat beserta seluruh penumpang AirAsia QZ8501 segera ditemukan.

BACA JUGA: Agung Laksono Masih Konsisten untuk Islah dengan Ical

Ini merupakan bentuk dukungan kepada tim evakuasi. Maklum, setelah bekerja keras selama 9 hari, kondisi cuaca selalu tidak menentu. Imbasnya, pencarian korban dan badan pesawat terganggu.

"Alam tidak bisa dilawan. Karenanya kita harus meminta petunjuk dan perlindungan dari Allah. Kami terpanggil untuk membantu tim evakuasi, setidaknya melalui doa di atas laut, lokasi yang mungkin dugaan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh," tutur Muhammad Ali Alawi, perwakilan tokoh agama Pangkalan Bun itu, Selasa (6/1).

BACA JUGA: Kemenlu Siapkan Notifikasi untuk WNA Penumpang AirAsia

Alawi mengatakan seluruh perwakilan tokoh agama Pangkalan Bun selalu berdoa agar AirAsia QZ8501 segera ditemukan. Bahkan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat mengeluarkan imbauan mengibarkan bendera setengah tiang sebagai bentuk keprihatinan terhadap musibah jatuhnya Airasia.

"Kami akan berzikir di helikopter yang sedang berputar, dan jika memungkinkan juga di dalam kapal pencari pesawat AirAsia QZ8501. Kami tetap berkoordinasi dengan pihak TNI maupun Badan SAR Nasional," kata dia yang juga pengurus Majelis Zikir Pangkalan Bun itu.

BACA JUGA: KPK Periksa Dirut PD Sumber Daya untuk Fuad Amin

Direktur Operasi dan Latihan Badan SAR Nasional, SB Supriyadi, mengatakan, hingga hari ke-9 pencarian, kondisi di dalam laut sangat gelap dan arus air laut sangat kencang, sehingga dua penyelam Korps Marinir TNI AL yang mencoba menyelam terpaksa naik kembali ke kapal.

"Kami tidak mau ambil resiko memaksakan penyelam tetap menyelam sedangkan kondisi alam belum mendukung. Jangan sampai ada masalah baru. Tidak ada yang bisa melawan alam," katanya. (aen/indopos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Din Syamsuddin Sanjung Agung Laksono


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler