Berharap Gaji Jutaan, Reni Honorer K2 Sempat Ingin jadi TKW

Minggu, 19 Januari 2020 – 06:12 WIB
Massa Honorer K2 menggelar aksi damai di depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (30/10). Mereka menuntut agar diangkat menjadi PNS. Foto : Ricardo

jpnn.com - Ada tenaga Honorer K2 yang tidak lulus tes PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) tahap I, saat ini merasa cemas. Mereka khawatir tidak ada lagi tes PPPK tahap II dari jalur honorer K2.

Mereka juga gundah karena kawan-kawannya yang lolos seleksi PPPK tidak lama lagi akan menikmati status sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara). Bisa menikmati gaji pokok mininal Rp 2,9 juta.

BACA JUGA: Beredar Pengumuman Rekrutmen CPNS dan PPPK dari Honorer, Palsu!

Angka yang cukup besar karena belasan tahun honorer K2 bekerja, ada yang dibayar hanya Rp 150 ribu per bulan.

"Nasib kami bagaimana ya? Bisa tidak ya jadi aparatur sipil negara? Kami enggak ngoyo jadi PNS. Jadi PPPK enggak apa-apa, asalkan bisa dapat gaji jutaan," kata Sunandar, Koordinator honorer K2 Kabupaten Pati kepada JPNN.com, Sabtu (18/1).

BACA JUGA: Gaji Pokok PPPK dari Honorer K2 Terendah Rp 2,9 Juta

Guru Pendidikan Agama Islam ini pernah ikut tes PPPK tahap I tetapi tidak lulus. Dia juga sudah memiliki sertifikat pendidik (Serdik).

Terkadang Sunandar merasa Serdik yang dimilikinya tidak memberikan keuntungan baginya. Sebab, saat tes PPPK, Serdik itu tidak mampu menambah point buatnya.

BACA JUGA: Hugua: Kalau Pemerintah enggak Muter-muter, Honorer K2 Sudah jadi ASN

"Saya dan kawan-kawan semakin kehilangan arah. Mudah-mudahan, rekrutmen PPPK nanti kami bisa lulus. Kalau yang enggak mau ikut, wis biarkan saja. Saya sudah pusing, lobi sana-sini hasilnya nihil," keluhnya.

Perjuangan mendapatkan status PNS diakui Sunandar membuat dia seperti orang linglung karena tekanan psikologis.

Dia bahkan hampir terpengaruh saat ada oknum yang menawarkan membantu untuk menjadi ASN. Tawaran itu menurut Sunandar lagi ramai di daerah. Mereka menyasar honorer K2 dan non-K2.

"Kalau enggak kuat iman, saya mungkin sudah kena perangkap. Karena sudah capek berjuang, logika enggak jalan. Alhamdulillah masih selamat jadi enggak kena tipu para calo itu," tuturnya.

Reni Anggaraini, honorer K2 dari Sumatera Selatan (Sumsel) juga sudah pada titik jenuh. Selama 17 tahun menjadi honorer membuat dia merasa tidak ada harapan lagi.

"Ikut tes PPPK enggak lulus. Kalau ada tes PPPK lagi, apa saya bisa lulus ya. Saya kok jadi paranoid, takutnya gagal lagi," ucapnya.

Dia juga bertanya-tanya adakah jalan bagi honorer K2 yang tidak lulus PPPK untuk diprioritaskan di tahap II. Reni mengaku butuh dana besar karena anak-anak sudah duduk di bangku SMP dan SMA.

"Yang kami butuhkan sekarang ada peningkatan kesejahteraan. Saya tidak ngoyo jadi PNS lagi. PPPK sudah cukup, karena kesejahteraannya juga setara PNS kok," sergahnya.

Dia tidak mau jadi pungguk merindukan bulan. 17 tahun berharap PNS, tidak juga berhasil. Ikut tes PPPK, tidak lulus juga.

Namun, Reni masih berharap bisa masuk PPPK. Baginya menjadi PPPK jauh lebih bagus daripada seperti sekarang. Gaji kecil Rp 500 ribu yang pembayarannya selalu molor.

"Saya enggak ngeyel jadi PNS. Jadi PPPK enggak apa-apa, karena saya tahu jadi PNS itu susah. Lagipula sekarang banyak PNS kehilangan jabatan karena aturan baru, bagaimana bisa honorer K2 bisa diangkat," tandasnya.

Reni sempat berkeinginan menjadi TKW demi mendapatkan gaji jutaan. Namun, niat itu ditentang anak-anaknya dan orangtuanya.

Mereka memberikan semangat kepada Reni, bahwa tidak mungkin pengabdian 17 tahun akan nihil hasilnya. (esy/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler