Berhasil Turunkan Stunting, Pemprov Jateng Raih Penghargaan Insentif Fiskal Rp 6,45 Miliar

Rabu, 04 September 2024 – 21:44 WIB
Pemprov Jateng menerima Insentif Fiskal sebesar Rp 6,45 miliar, karena keberhasilannya menurunkan stunting. Foto: Pemprov Jateng

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) meraih penghargaan dari pemerintah pusat berupa Insentif Fiskal sebesar Rp 6,45 miliar, karena keberhasilannya menurunkan stunting.

Penghargaan diberikan Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Nasional kepada Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana pada acara Rakornas Percepatan Penurunan Stunting di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, pada Selasa (4/9).

BACA JUGA: 77 Atlet Solo Memperkuat Kontingen Jateng untuk PON XXI, Teguh: Semoga Bisa Meraih Prestasi

Nana menuturkan, pada 2023, Jateng juga memeroleh penghargaan yang sama dengan nilai Rp 5,97 miliar, bahkan tahun ini nilainya lebih besar.

Insentif yang diperoleh akan digunakan untuk menuntaskan penanganan stunting yang masih tersisa di Provinsi Jateng.

BACA JUGA: Nana Sudjana Berharap Anggota DPRD Jateng Menjaga Amanah Rakyat

Nana mengatakan, Pemprov Jateng menganggarkan Rp 194,6 miliar untuk percepatan penaganan stunting. Anggaran itu diberikan dalam bentuk bantuan keuangan kepada kabupaten/kota, terutama yang kasus stuntingnya masih tinggi.

"Sasaran adalah beberapa lokasi ataupun kabupaten/kota yang tingkat stuntingnya masih tinggi," kata Nana usai acara.

BACA JUGA: Nana Sudjana: Waspadai Potensi Kerawanan Pilkada Serentak

Nana menuturkan, prevalensi stunting Jateng berdasarkan rilis Survey Kesehatan Indonesia (SKI) pada Maret 2024 di 2023, sebesar 20,7 persen, atau menurun menurun 0,1 persen dibandingkan 2022 yang sebesar 20,8 persen.

Nana membeberkan, langkah percepatan penurunan stunting Jateng berkolaborasi dengan banyak pihak. Baik antar sesama pemerintah, BUMN, BUMD, perguruan tinggi, swasta hingga tokoh agama dan tokoh masyarakat.

"Jadi memang perlu ada suatu kolaborasi untuk menangani stunting ini. Kita tidak hanya bisa sendiri, artinya juga ada keterlibatan tokoh agama, tokoh masyarakat juga ini kita libatkan," jelasnya.

Intervensi spesifik dan sensitif, sambungnya, dilakukan untuk menangani stunting. Nana menerangkan, intervensi sensitif yang dilakukan salah satunya dengan memastikan kelayakan air yang dikonsumsi masyarakat.

Contoh intervensi spesifik dilakukan melalui kolaborasi dan sinergi dengan banyak pihak. Selain itu juga memberikan edukasi kepada calon pengantin dan remaja putri.

Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin dalam sambutannya mengatakan, pihaknya telah menerima laporan tentang upaya pencegahan stunting melalui intervensi serentak, yang sudah dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota. Data dari intervensi yang telah dilaksanakan tersebut, harus dapat dimanfaatkan untuk program berikutnya.

"Data ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin sebagai dasar intervensi sensitif dan spesifik, agar program yang sudah disusun dapat tepat sasaran dan target prevalensi stunting segera tercapai," pesan Wapres. (jpnn.com)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler