jpnn.com, JAKARTA - Pengamat ekonomi Universitas Mataram (Unram) M. Firmansyah menilai program BBM Satu Harga yang diterapkan di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) sangat bagus.
Karena itu, Firmansyah berharap program tersebut terus berlanjut. Pasalnya, program BBM Satu Harga memiliki efek domino yang sangat baik terhadap berbagai sektor.
BACA JUGA: BBM Satu Harga Berdampak Positif Terhadap Pendidikan
Salah satu sektor yang merasakan dampak positif BBM Satu Harga ialah pertanian.
Sektor lain pun segendang sepenarian. BBM yang murah dan gampang didapatkan membuat proses produksi semakin mudah.
BACA JUGA: Konsumsi BBM Nonsubsidi Meningkat
“Semua yang berkaitan dengan pengolahan, industri, bahkan pertanian, ikut terdampak. Sebab, program tersebut memang meningkatkan keterjangkauan masyarakat kepada BBM,” kata Firmansyah, Sabtu (2/2).
BACA JUGA: BBM Satu Harga Berdampak Positif Terhadap Pendidikan
BACA JUGA: Terminal Bahan Bakar Minyak Gunung Sitoli Salurkan Biodiesel B20
Namun, dia berharap PT Pertamina (persero) menjaga stabilitas pasokan di wilayah yang sudah menjalankan program BBM Satu Harga.
“Kalau tidak, tentu akan merepotkan. Sebab, masyarakat di berbagai wilayah BBM Satu Harga sudah terbiasa dengan harga BBM yang rendah,” ujar Firmansyah.
Ucapan Firmansyah memang sangat tepat. Masyarakat di daerah 3T kini bisa tersenyum dengan adanya program BBM Satu Harga.
Salah satunya ialah masyarakat di Desa Raekore, Sabu Barat, Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Warga bernama Alexander Rajariwu yang berprofesi sebagai petani mengaku sangat terbantu dengan adanya program BBM Satu Harga.
Menurut Alexander, penurunan harga BBM ternyata bisa meningkatkan hasil panen sebanyak enam kali lipat.
Awalnya, hasil panen maksimal hanya 500 kilogram, sekarang minimal tiga ton.
Peningkatan panen, kata Alexander, tidak lepas dari optimalnya penggunaan mesin traktor.
Sebelum ada BBM Satu Harga, petani harus berpikir dua kali ketika hendak memakai traktor. Saat ini para petani lebih leluasa.
Sebab, dulu harga BBM mencapai Rp 100 ribu-200 ribu per liter. Selain itu, petani harus menempuh jarak enam kilometer untuk mendapatkan BBM dengan jumlah yang sangat terbatas, yaitu 1,5 liter.
“Tentu saja mesin traktor tidak optimal. Sebab, untuk mengoptimalkan mesin, maka sedikitnya harus diisi 3,5 liter,” kata Alexander.
Dia menambahkan, saat ini harga BBM sama seperti di Pulau Jawa. Para petani pun bisa mengisi penuh traktornya dengan BBM.
“Traktor pun bisa bekerja optimal sehingga hasil pertanian juga sangat menggembirakan,” kata Alexander.
Warga di Nusa Penida juga merasakan dampak positif program BBM Satu Harga.
Anggota Komisi II DPRD Bali AA Ngurah Adhi Ardhana mengatakan, daerahnya menunjukkan perkembangan sangat menggembirakan sejak program BBM Satu Harga diresmikan pada November 2017.
Dia menjelaskan, berdasarkan data yang disampaikan di DPRD, Klungkung mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan pendistribusian pendapatan yang lebih merata.
“Salah satu penyebabnya karena program BBM Satu Harga di Nusa Penida,” kata Adi.
Menurut Adi, program BBM Satu Harga memang memberikan dampak positif.
"Setidaknya, bisa memangkas berbagai biaya distribusi dan operasional Nusa Penida yang selama ini memang dikenal lebih tinggi dibandingkan Pulau Bali," ujar Adi.
Dia menambahkan, BBM Satu Harga juga membuat biaya transportasi menurun.
Hal itu menimbulkan efek domino. Di antaranya, penurunan harga barang kebutuhan pokok.
“Semua akan berimbas pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” kata Adi. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Ekspansi ke Australia, Bu Karen Didakwa Korupsi Rp 568 miliar
Redaktur & Reporter : Ragil