Berikut 11 Daerah dengan Kasus Aktif Paling Tinggi

Kamis, 17 September 2020 – 20:35 WIB
Ilustrasi tes Covid-19. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memaparkan, sebelas kabupaten atau kota yang memiliki jumlah kasus aktif tertinggi di Indonesia.

Wiku mengimbau pihak terkait untuk mewaspadai jumlah kasus aktif yang angkanya terus mengalami peningkatan.

Dia menyebut jumlah kasus aktif per 17 September 2020 sebanyak 56.720 kasus atau 24,4 persen dibanding rerata dunia di angka 24,26 persen.

Untuk kasus aktif terus meningkat sejak Maret-September. Namun melihat grafik rerata, pada Maret di angka 91,26 persen dan Agustus menjadi 28,26 persen.

BACA JUGA: Tingginya Penularan COVID-19 Makin Mencemaskan

Dari 514 kabupaten atau kota provinsi terbanyak ialah kabupaten atau kota dengan 1-50 kasus aktif.

Ada 292 kabupaten atau kota atau 56,8 persen dari total keseluruhan.

"Ini adalah kabar baik, tetapi yang perlu menjadi perhatian semuanya. Masih ada sebelas kabupaten atau kota lebih dengan kasus aktif lebih dari seribu kasus," kata Wiku saat jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (17/9).

Berdasarkan data analisis mingguan per 13 September, kesebelasnya ialah Kota Semarang (2.591), Kota Medan (1.475), Kota Bekasi (1.407), Kota Makassar (1.396), Jakarta Utara (1.124), Jakarta Pusat (1.109), Jakarta Barat (1.090), Kabupaten Bekasi (1.080), Jakarta Timur (1.071), Kota Surabaya (1.070) dan Kota Pekanbaru (1.023).

"Dari segi demografi kabupaten atau kota ini memang padat dan merupakan kota besar, kasus ini menyumbang 26 persen dari total kasus aktif di Indonesia saat ini," kata Wiku,

BACA JUGA: Tas Dijambret, Sekretaris Lurah Kejar Pelaku, Takdir Berkata Lain

"Apabila diperhatikan pada sebelas kabupaten atau kota ini dan proses penyembuhan harus maksimal, maka jumlah kasus aktif akan turun."

Pada sebelas kabupaten atau kota itu diminta menjaga penerapan protokol kesehatan di seluruh sektor sosial ekonomi yang sudah berjalan.

Sementara itu, untuk jumlah kasus positif di Indonesia didominasi usia produktif pada rentang usia 19-45 tahun atau sebesar 55 persen.

Per hari ini penambahan kasus positif sebanyak 3.635. Jumlah kasus aktif sebesar 56.720.

Kemudian untuk jumlah kasus sembuh ada 166.686 kasus atau 71,7 persen.

BACA JUGA: Penjelasan Ketua Satgas PEN soal Subsidi Gaji Guru Honorer

Jika melihat rerata dunia berada di angka 72,6 persen. Hari ini ada tambahan kesembuhan sebanyak 2.585 kasus.

Angka kesembuhan harian tertinggi berada di DKI Jakarta dengan tambahan 952 kasus dan kumulatifnya mencapai 45.123 kasus.

Diikuti Jawa Barat dengan tambahan 331 kasus dan kumulatifnya mencapai 8.650 kasus.

Ketiga harian terbanyak berada di Jawa Timur dengan tambahan 281 kasus dan kumulatifnya mencapai 31.866 kasus.

Selain itu, kasus meninggal pada minggu ini rerata 105 kasus atau meningkat sebesar 25 persen dibanding minggu lalu.

Secara persentase juga meningkat, dari 3 persen menjadi 7 persen pada minggu ini. Per hari ini saja ada tambahan 122 kasus dan totalnya mencapai 9.222 kasus.

"Sejak September, angka kematian ini perlu menjadi perhatian. Jika dilihat dari kelompok usia, ternyata 80 persen berasal dari kelompok usia di atas 45 tahun," sambungnya.

"Kelompok usia ini harus benar-benar menjaga kesehatannya dan tidak berkegiatan di luar rumah dan menjaga pola hidup bersih dan sehat."

Jumlah kematian mingguan tertinggi berada di Jawa Timur yaitu 218 kematian. Namun peningkatan tertinggi ada di Sumatera Barat.

Ada 4 kota yang menjadi sorotan yakni Kota Surabaya, Semarang, Jakarta Pusat dan Makassar karena memiliki laju kematian tertinggi per 100 ribu penduduk.

Jika melihat laju kematian, maka Bali, DKI Jakarta dan Kalimantan Timur termasuk tinggi dalam seminggu terakhir.

Oleh karena itu, untuk usia rawan diimbau tidak menggunakan kendaraan umum guna mencegah penularan.

"Hal itu juga berlaku pada kelompok usia produktif rentang 19-45 tahun. Kelompok usia produktif ini dengan mobilitas tinggi dan frekuensi sosial juga tinggi serta berpotensi menjadi carrier dan tidak menularkan pada usia rentan," pungkas Wiku. (tan/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler