jpnn.com, BANDUNG - Polresta Bandung berhasil mengungkap kasus pemerasan yang dilakukan para napi Lapas Jelekong, Kabupaten Bandung, dengan modus mengancam menyebar video tanpa busana.
Korbannya merupakan para perempuan yang sebelumnya terkena rayuan gombal para napi via medsos Keberhasilan Polrestabes Bandung ini memang memicu langkah perbaikan.
BACA JUGA: Pengakuan Napi Pemeras Modus Video Panas, Mengejutkan!
Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum dan HAM) melakukan investigasi dan mencopot pelaksana tugas (Plt) Kalapas Jelekong Rosidin. Namun, bila tidak ada perbaikan sistemdan pengawasan yang mendasar, maka para napi itu bisa jadi kembali melakukan penipuan dengan modus yang berbeda.
Kapolrestabes Bandung Kombespol Hendro Pandowo menjelaskan, kasus penipuan napi dengan modus video tanpa busana memiliki dampak domino yang baik. Hampir semua pihak merasakan manfaat penegakan hukum. ”Penegakan hukum itu memang bisa memicu perbaikan, baik regulasi hingga pengawasan,” tuturnya.
BACA JUGA: Empat Oknum Polisi Diduga Memeras
Kasus tersebut akhirnya membuat Kemenkum dan HAM mengevaluasi lapas Jelekong. Kepala Kantor Wilayah Kemenkum dan HAM Jabar juga begitu terbuka menerima masukan dari Polrestabes. ”Mereka bekerjasama untuk bisa membantu proses penegakan hukum, ini sangat baik,” terangnya.
Namun, yang jauh lebih penting adalah perlunya perbaikan sistem dan pengawasan di Lapas Jelekong. Mengapa? Dia menuturkan bahwa pengungkapan sebuah kejahatan itu bisa berdampak baik, namun juga ada efek yang perlu diantisipasi. Yakni, penjahat kemudian mengubah modus kerjanya.
BACA JUGA: 20 Napi Tewas Saat Berusaha Kabur dari Penjara Brasil
”Karena modus yang dipakai sudah terungkap, bisa jadi penjahat mencari akal untuk melakukan kejahatan dengan modus baru,” tuturnya.
Hal tersebut sangat memungkinkan, bukan hanya karena pelakunya napi. Namun, juga bisa sistem lapas dan pengawasannya tidak ada perubahan mendasar. ”Maka, Polrestabes berharap agar ada perubahan sistem dan pengawasan,” terangnya.
Bila penjahat memperbaiki atau memperbarui modusnya, maka potensi masyarakat menjadi korban kembali terbuka. Dia menjelaskan, maka perubahan dan perbaikan ini yang perlu bukan hanya polisi, tapi masyarakat. ”Ya, biar tidak ada korban lagi,” ungkapnya.
Untuk polisi sendiri, mengungkap sebuah kejahatan dengan modus yang baru itu juga memiliki kesulitan tersendiri. Hal baru itu harus dipelajari agar menemukan pidananya dan sebagainya. ”Modus baru itu lebih sulit dari pada modus biasa,” jelasnya.
Yang pasti, kalau tetap tidak ada perubahan di Lapas Jelekong, ide mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen (Purn) Budi Waseso untuk membuat penjara yang dijaga buaya urgen direalisasikan. Biar napi-napi itu bisa video call jarak dekat buaya. (idr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemalak Sopir Taksi Online Berhasil Ditangkap
Redaktur & Reporter : Soetomo