Berita Terbaru kasus Waketum FPI Didemo Ormas di Bandara

Senin, 16 Juli 2018 – 00:05 WIB
Para demonstran berdiri di depan pintu Bandara Juwata Tarakan menolak kedatangan perwakilan FPI Pusat. Foto: AGUS DIAN ZAKARIA/KALTARA POS

jpnn.com, TARAKAN - Aksi massa menggelar unjuk rasa di Bandara Juwata, Kaltara, menolak kehadiran Wakil Ketua Umum FPI (Front Pembela Islam) Habib Ja'far Shodiq yang hendak menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) FPI di Kota Tarakan, Sabtu (14/7).

Habib Ja’far Shodiq dan dua petinggi FPI pun akhirnya balik ke Jakarta, setelah dilakukan negosiasi berjam-jam.

BACA JUGA: Habib Novel: FPI Sering Mendapat Penolakan di Daerah

Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltara Norhayati Andris menyebut aksi unjuk rasa penolakan FPI merupakan bukti kecintaan terhadap tanah air.

“Kami tidak menolak siapa-siapa, karena ini NKRI. Dan kami juga melihat dari kegiatan saudara-saudara kita seperti FPI itu sangat bagus sekali. Akan tetapi, sangat disayangkan terkadang ada beberapa oknum yang menggunakan atribut FPI dengan kekuatan yang ada untuk menakut-nakuti,” ujar Norhayati.\, seperti diberitakan Radar Tarakan (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Kapolda: Banyak yang Tolak Pelantikan FPI di Kaltara

Menurut Norhayati, Kaltara yang merupakan provinsi termuda, sudah dalam kondisi damai dan tenang. “Di Kaltara ini sudah sangat bagus persaudaraan kita, baik itu antar suku, sudah baik sekali. Kita sangat menghargai siapa pun dan organisasi mana pun itu. Dan apa yang terjadi hari ini adalah aspirasi dari masyarakat untuk menjaga wilayahnya dari keributan,” ujarnya.

Yang dikhawatirkan Norhayati, Kaltara yang masih seumur jagung pecah karena bibit-bibit pemecah belah di tengah masyarakat. “Kedengarannya akan di bentuk FPI. Kalau bagi kami silakan saja itu sah-sah saja. Akan tetapi bagi masyarakat Kaltara khusus Tarakan inilah bentuk dari aspirasi mereka tidak menginginkan organisasi ini ada di sini,” tegasnya.

BACA JUGA: Waketum FPI Tiba di Bandara, Disambut Aksi Penolakan

Komandan LPADKT Tarakan Markus meminta para pihak yang ingin FPI dibentuk di Tarakan agar dipertimbangkan kembali.

“Setahu kami, rekam jejak FPI ini di beberapa wilayah sudah membawa keresahan. Hingga keberadaannya juga membuat warga Tarakan takut. Sehingga pertimbangan inilah yang membuat kami untuk menghalangi ormas ini untuk hadir di Tarakan,” ujarnya.

Juru Bicara FPI pusat, Slamet Maarif menyayangkan adanya aksi demonstrasi yang dilakukan ormas yang ada di Kaltara menolak perwakilan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) FPI untuk menghadiri Musda FPI di Tarakan. Menurutnya, hal ini bukan pertama kalinya pengurus FPI ditolak kedatangannya di suatu daerah.

“Kejadian ini (Penolakan,Red) terulang lagi. Intoleransi dalam berbangsa dan bernegara masih saja terjadi termasuk di Kaltara. Di mana kebebasan berserikat sesuai amanat undang-undang?” tuturnya.

Tidak hanya itu, dia menegaskan, akan mengambil langkah hukum atas penolakan itu. Menurutnya, area bandara harus steril dari orang yang tidak berkepentingan, termasuk aksi demonstrasi. Dia juga menyayangkan, instansi baik dari pemerintah, kepolisian dan instansi penegak hukum lainnya melakukan pembiaran aksi demonstrasi di area steril.

BACA JUGA: Waketum FPI Tiba di Bandara, Disambut Aksi Penolakan
BACA JUGA: Habib Novel: FPI Sering Mendapat Penolakan di Daerah

Petinggi FPI Habib Novel Bamukmin juga menyayangkan adanya aksi penolakan dimaksud. Novel mengaku, bukan kali ini saja kader FPI diintimidasi di sejumlah daerah.

“Memang FPI sering mendapatkan penolakan dan persekusi oleh gerombolan preman,” kata dia kepada JPNN.com, Minggu (15/7).

Menurut pria yang juga juru bicara Persaudaraan Alumni 212 ini, penolakan itu dilakukan oleh oknum masyarakat yang radikal dan fasis. (jnr/eru/lim/mg1/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingat, Dua Kasus Ini Masih Menanti Habib Rizieq


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler