jpnn.com, JAMBI - Polda Jambi mengklaim kasus kebakaran hutan dan lahan pada 2020 menurun drastis bila dibandingkan 2019 lalu.
Bila pada 2019 luas lahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mencapai lebih dari 11 ribu hektare, maka pada tahun ini hanya mencapai 1.000 hektare lahan.
BACA JUGA: KLHK: Mengapa Greenpeace Baru Sekarang Mengekspos Video Karhutla Tahun 2013?
Hal itu disampaikan Dirreskrimsus Polda Jambi Kombes Pol Edi Faryadi yang mewakili Kapolda Jambi Irjen Pol A Rachmad Wibowo saat rapat Analisa dan Evaluasi Karhutla Provinsi Jambi 2020, yang bertempat di Posko Karhutla eks VIP Bandara Sultan Thaha Saifuddin Jambi, Minggu.
Ia mengatakan, keberhasilan tersebut berkat kerja sama TNI-Polri dengan masyarakat, pemerintah dan pihak perusahaan perkebunan yang berkeinginan kuat untuk mengurangi karhutla.
BACA JUGA: Kadernya Ditangkap KPK, PDIP: Tidak Makan Uang Rakyat, Kok
Salah satu keberhasilan dalam penanganan karhutla, menurut dia, karena adanya pengawasan melalui aplikasi 'Asap Digital'.
"Pemantauan kebakaran hutan ini dapat dilihat dengan cepat menggunakan Asap Digital yang dipasang di wilayah rawan kebakaran," kata Edi Faryadi.
BACA JUGA: Polisi-Wali Kota Bogor Kecolongan, Habib Rizieq Sudah Kabur, Ini Isi Surat dari Imam Besar FPI
Dari aplikasi Asap Digital sebagai sarana pembantu, alat bantu untuk memudahkan melihat secara visual, secara riil adanya asap dan api.
"Kami akan memuat road map untuk tahun 2021, semua akan dikaji secara baik. CCTV Asap Digital tahun 2020 ditempatkan di 15 titik," kata Kombes Edi Faryadi.
Sedangkan untuk kasus dan tersangka karhutla, pada 2019 menangani 45 kasus karhutla dengan sekitar 60 orang tersangkanya dan pada 2020 turun drastis, hanya melaksanakan 13 kasus.
"Artinya sangat jauh jika dibandingkan tahun lalu, semuanya perorangan, tidak ada perusahaan.” kata Edi Faryadi. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti