jpnn.com, JAKARTA - Rumah Sakit Premier Jatinegara (RSPJ) meraih penghargaan dari World Stroke Organization (WSO) karena dinilai memiliki komitmen dalam penanganan strok.
Penghargaan ini yang keempat kalinya diterima RSPJ.
BACA JUGA: Ingin Stroke Segera Sembuh, Jangan Ragu Konsumsi 5 Buah Sehat Ini
Pada 2019 meraih platinum award, 2020 meraih gold dan platinum award dan pada tahun ini dengan komitmen dari tim Stroke Unit RSPJ mendapatkan penghargaan tertinggi yaitu Diamond Award.
Dr. Susan Ananda selakuCEO dari RSPJ mengatakan RSPJ telah mendirikan Stroke Unit sejak 2009 dan hingga kini terus berkomitmen dalam memerangi penyakit stroke di Indonesia dengan memberikan perawatan stroke secara komprehensif.
BACA JUGA: BTN Perkuat Kredit ke Para Pekerja Sektor Informal
Penghargaan diamond award ini sebagai sebuah pencapaian dari komitmen tersebut.
Rumah sakit wajib memberikan laporan perawatan kepada komite WSO dengan kualifikasi keberhasilan penanganan stroke di atas 90% dan insiden di bawah 25% untuk mendapatkan diamond award.
BACA JUGA: Jateng Sumbang 8,4 % Perekonomian Nasional, Ganjar: Pintu Investasi Masih Terbuka Lebar
Selain itu Stroke Unit RSPJ juga memiliki pencapaian zero dekubitus (luka akibat tekanan di kulit karena posisi tubuh tidak berganti dalam waktu yang lama) pada seluruh perawatan stroke di RSPJ.
“Kami sangat bangga dan berterima kasih atas penghargaan ini dan akan terus berupaya meningkatkan pelayanan maupun fasilitas dari Stroke Unit RSPJ agar terus dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi bagi keberhasilan penanganan stroke di RSPJ," ujar Dr Susan.
RSPJ juga secara terus menerus berupaya untuk memberikan edukasi terhadap pencegahan stroke di Indonesia, agar masyarakat semakin waspada dan memiliki pengetahuan yang tepat mengenai bagaimana mencegah dan memberikan penanganan pertama jika terkena stroke.
"Karena semakin cepat ditangani hasilnya akan semakin optimal,” jelas dr. Susan.
dr. Sukono Djojoatmodjo, Sp.N selaku ketua tim Stroke Unit RSPJ menjelaskan faktor waktu sangat penting untuk penanganan stroke.
"Waktu yang berlarut pada penanganan stroke akan mengakibatkan makin banyak kerusakan yang akan dijumpai pada stroke. Jika makin banyak kerusakan yang dijumpai akibat stroke maka otomatis akan meningkatkan kecacatan akibat stroke. Pada stroke jenis sumbatan, jika dapat ditangani d ibawah 4,5 jam dari saat serangan akan baik sekali hasilnya sehingga kecacatan seminimal mungkin atau bahkan bisa sembuh secara sempurna," terang dia.
Dalam penanganan stroke dibutuhkan faktor penunjang diagnostik radiologis yaitu CT scan atau MRI untuk dapat membedakan jenis stroke sumbatan atau pendarahan, karena penanggulangannya berbeda.
"Di RSPJ kami telah memiliki fasilitas lebih canggih dengan pemeriksaan CT angiography dan tindakan trombektomi dengan menggunakan teknik DSA (Digital Substracting Angiography). Ruangan stroke kami dilengkapi dengan monitoring dan perawat mahir stroke. Tim kami bekerja tanpa henti 24 jam dan 7 hari dalam seminggu,” ungkap dr. Sukono.
Oleh karena itu, dr Sukono berterima kasih kepada seluruh tim atas kerja baik dengan dedikasi yang tinggi.
"Pencapaian ini adalah untuk Tim Stroke Unit RSPJ,” tambah dr.Sukono.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada