Bermula dari Bukit Soeharto, Kini Ada 2 Patung Pak Harto di Ponorogo

Senin, 04 Oktober 2021 – 10:40 WIB
Patung Presiden Kedua RI Soeharto di Bukit Soeharto, Desa Biting, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo. Foto: Fais Nasrullah/JPNN

jpnn.com - Di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, patung Soeharto berdiri kukuh di perbukitan. Tak hanya satu, tetapi ada dua patung sekaligus di lokasi yang sama.

Laporan Fais Nasrullah, Ponorogo

BACA JUGA: Klarifikasi Lengkap Eks Pangkostrad soal Pemindahan 3 Patung dari Museum Kostrad

Polemik soal patung sosok Soeharto bergulir beberapa hari belakangan ini. Pemicunya ialah pernyataan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo tentang tiadanya patung sosok Presiden Kedua RI itu.

Namun, di Ponorogo ada patung Soeharto yang berdiri kukuh di perbukitan. Lokasinya di Bukit Soeharto, Desa Biting, Kecamatan Badegan.

BACA JUGA: Ketemu di Pasar, Pemuda Ponorogo Menikahi Nenek 76 Tahun

Bukit Soeharto merupakan salah satu objek wisata di daerah berjuluk Kota Reyog itu. Tempatnya berjarak sekitar 22 kilometer dari Alun-Alun Ponogoro menuju arah Wonogiri, Jawa Tengah.

Wahyu Bintoro, ketua pengelola Kawasan Wisata Bukit Soeharto, menuturkan destinasi pelesiran itu diresmikan pada 2 Maret 1978.

BACA JUGA: Patung Bung Karno di Stasiun Tawang Semarang, Tanda Sejarah Kereta Api Indonesia

"Yang meresmikan Pak Harto langsung, waktu itu hanya ada monumen, taman, dan musala," ujar Bintoro dalam perbincangan dengan JPNN.com di Bukit Soeharto, Minggu (3/10) sore.

Sembari minum kopi di warung bertenda nilon, Bintoro menjelaskan luas Bukit Soeharto mencapai tujuh hektare. "Ini di kawasan lahan Perhutani," tuturnya.

Memang kawasan itu sempat tak terawat, apalagi setelah Soeharto lengser. Namun, beberapa tahun belakangan ini Bintoro dan para pemuda setempat memoles kawasan itu.

Upaya memoles kawasan tersebut dimulai dengan memperbaiki jalan masuk pada 2019. Pada tahun yang sana, pengelola kawasan itu juga menginisiasi pembuatan patung Soeharto.

Ikhtiar itu menghasilkan satu patung yang tingginya sekitar 2 meter. Namun, patung itu tidak mirip Soeharto.

"Karya seniman lokal sini, tetapi tidak jadi," kata Bintoro.

Selanjutnya, Bintoro dan rekan-rekannya menginginkan satu patung lagi yang mirip Soeharto dengan ukuran lebih besar. Keinginan itu pun terwujud.

"Kepala patungnya dari Yogyakarta, sedangkan badannya karya seniman lokal," papar Bintoro.

Memang patung kedua itu lebih besar. Bagian wajahnya pun lebih mirip dengan Soeharto ketimbang patung pertama.

Kini, kedua patung itu diletakkan berdekatan. Walakin, patung kedua terlihat lebih mentereng dengan posisi lebih tinggi.

Bintoro memerinci saat ini di kawasan Bukit Soeharto sudah terdapat taman, gazebo, wahana permainan anak, lokasi foto, dan area parkir.

Pada masa normal atau sebelum pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), jumlah pengunjung Bukit Soeharto pada hari Minggu bisa mencapai ribuan orang.

"Jumlahnya bisa seribu hinga dua ribu orang, apalagi kalau ada dangdutan," kata Bintoro.

Tentu saja upaya memoles Bukit Soeharto membutuhkan biaya besar. Menurut Bintoro, dana untuk membiayai berbagai perbaikan dan pembangunan fasilitas baru di kawasan itu mencapai Rp 4 miliar.

Adapun dananya merupakan pinjaman dari koperasi milik Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI). Kini, yayasan yang didirikan Soeharto itu dipimpin Letjen (Purn) Soeginono.

Pemerintah daerah setempat juga menyediakan fasilitas penunjang untuk kawasan itu. "Ada lampu penyeberangan dan lampu penerangan jalan," kata Bintoro.

Apakah Gatot Nurmantyo maupun pejabat lain dari Jakarta pernah mengunjungi Bukit Soeharto di Ponorogo?

"Seingat saya belum ada. Gatot Nurmantyo juga belum pernah," kata Bintoro.

Namun, sudah ada unsur Keluarga Cendana yang mengunjungi Bukit Soeharto. "Mbak Retno, cicit Pak Harto, ke sini pertengahan 2021 lalu," ucap Bintoro.

Retno yang dimaksud Bintoro adalah Retnosari Widowati Harjojudanto alias Eno Sigit. Dia merupakan putri Sigit Hardjojudanto.

Bintoro menambahkan hingga kini berbagai fasilitas baru di Bukit Soeharto itu belum diresmikan. "Belum ada peresmian karena proses pembangunannya baru sampai 40 persen," ujar Bintoro.

Namun, keberadaan Bukit Soeharto itu telah membawa berkah tersendiri bagi banyak warga setempat. Anggota tim pengelola kawasan itu saja mencapai 40-an orang.

Selain itu, banyak pedagang kecil dan pelaku UMKM yang berusaha di lokasi tersebut. "Sekarang sudah menjadi mata pencaharian," kata Parmono, kepala Desa Boto di Kecamatan Jatiroto, Wonogiri yang kebetulan sedang menemui Bintoro.

Menurut Parmono, dahulu jalur Ponorogo-Wonogiri terkenal seram dan rawan tindak kriminal. Namun, kini kondisinya sudah jauh berbeda.

"Dengan adanya Bukit Soeharto ini jalan makin ramai dan aman, apalagi ada wacana dari pengelola untuk membangun rest area di sini," ucap Parmono.(jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... G30S, Front Kostrad Vs Halim, Mengapa Soeharto Tidak Diculik?


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler