Bersaksi, Ferdy Sambo Sebut Brigadir J Menjawab dengan Nada Menantang, Terjadilah

Sabtu, 17 Desember 2022 – 00:02 WIB
Mantan Kepala Divpropam Polri Ferdy Sambo menjalani persidangan lanjutan atas perkara pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J Ferdy Sambo di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (29/11). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri Ferdy Sambo menyebut Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J pernah berbicara dengan nada menantang kepadanya.

Terdakwa perkara pembunuhan berencana itu menyuruh salah satu pengawalnya, Richard Eliezer alias Bharada E, menghajar Brigadir J.

BACA JUGA: Setelah Menghadap Kapolri, Ferdy Sambo Beri Arahan Begini Kepada Hendra Kurniawan

Ferdy Sambo mengatakan itu saat menjadi saksi untuk persidangan terhadap AKP Irfan Widyanto di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Jumat (16/12), dalam perkara obstruction of justice kematian Yosua.

Saat Brigadir J dibunuh di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jaksel, pada 8 Juli 2022, Irfan merupakan  Kasubnit I Subdit III Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim.

BACA JUGA: Hakim Ragukan Pelecehan, Putri Candrawathi Tak Rela Yosua Dimakamkan secara Kedinasan

Pada persidangan itu, awalnya Ferdy Sambo bercerita soal dirinya berangkat dari rumah pribadinya di Jalan Saguling III, Jaksel, menuju rumah dinasnya.

Dia menggunakan mobil bersama dua ajudannya, Bharatu Prayogi dan Brigadir Adjan Romer.

BACA JUGA: Putri Candrawathi Bercerita soal Yosua Mau Membopongnya ke Kamar di Malam Hari

Ferdy Sambo mengaku hendak mengonfirmasi pengakuan istrinya, Putri Candrawathi, tentang peristiwa di Magelang, Jawa Tengah, kepada Brigadir J.

Putri mengaku dilecehkan secara seksual oleh Brigadir J di rumah singgahnya di Magelang.

"Hari itu saya akan mengonfirmasi kejadian istri saya di Magelang," ujar Ferdy Sambo di kursi saksi.

Saat tiba di rumah dinas, Ferdy Sambo bertemu dengan Bripka Ricky Rizal di empat parkir mobil (carport). Selanjutnya, alumnus Akpol 1994 itu memasuki rumahnya.

"Ketemu Kuat Ma'ruf di dapur, saya perintahkan untuk memanggil Yosua," kata Ferdy Sambo.

Singkat cerita, Yosua bersama Kuat menemui Ferdy Sambo. Tidak lama kemudian Ricky Rizal menyusul.

Ferdy Sambo pun bertanya kepada Yosua ihwal perbuatan polisi muda itu terhadap Putri Candrawathi.

“Kamu kenapa kurang ajar sama istri saya?” ujar Ferdy Sambo menirukan pertanyaannya kepada Yosua.

Menurut Ferdy Sambo, saat itu Yosua merespons dengan nada menantang.

"Dijawab dengan nada menantang, dengan nada sedikit tidak bersalah," tutur Ferdy Sambo.

Mantan Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri itu menyebut jawaban Yosua membuatnya emosi.

Syahdan, Ferdy Sambo memerintahkan Bharada Richard menghajar Yosua.

"Akhirnya saya emosi. Saya sampaikan 'hajar, Chard’. Kemudian Richard menembak Yosua,” ucap Ferdy Sambo.

Mantan polisi dengan pangkat terakhir mayor jenderal itu mengaku panik ketika melihat Yosua tersungkur ditembak Richard. Menurut dia, peristiwa itu terjadi begitu cepat.

“Akhirnya saya berpikir bahwa harus ada yang saya bisa lakukan untuk menyelamatkan Richard yang sudah menembak Yosua," kata Ferdy Sambo.

Oleh karena itu, Ferdy Sambo berupaya menyusun skenario untuk menghindarkannya dari jerat hukum.?

Berbekal pengalaman puluhan tahun sebagai polisi, Ferdy Sambo menskenarioakan kematian Yosua disebabkan baku tembak.?
Ferdy Sambo pun mengambil senjata di pinggung Yosua, lalu menembakkanya ke dinding.

"Saya ambil, saya tembakkan ke atas," tutur Ferdy Sambo.(cr3/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler