Bersedekah Bisa dengan Apa Saja, ASN di Bandung Ini Patut Ditiru, Bangga!

Kamis, 30 Juli 2020 – 12:56 WIB
Sejumlah pelajar tengah memanfaatkan Wifi untuk mengikuti pembelajaran secara daring di Kompleks Permata Biru, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Kamis (30/7). Foto: ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi

jpnn.com, BANDUNG - Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN), Lovita Rosa melakukan gerakan sedekah Wifi untuk para pelajar yang kurang mampu sehingga terhambat dalam proses pembelajaran secara daring.

Gerakan sedekah Wifi itu dilakukan di rumahnya yang berada di Kompleks Permata Biru, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Setiap hari ada empat sampai lima anak sekolah yang mendatangi rumahnya.

BACA JUGA: Tanpa Disadari 6 PNS Pemkab Bandung Positif Covid-19

"Inisiatifnya karena saya melihat warga di sini ada yang anaknya kesulitan untuk melakukan belajar secara daring. Katanya bingung beli kuotanya, lalu saya membuka rumah saya agar jaringan Wifinya dipakai," kata Lovita saat ditemui di kediamannya, Kamis.

Menurutnya, gerakan sedekah Wifi itu sudah dilakukannya sejak masa tahun ajaran baru beberapa waktu lalu. Selain kesulitan jaringan internet, ada warga di sekitarnya yang juga kekurangan gawai untuk digunakan.

BACA JUGA: Duuuh, Perwira Polres Garut Ancam Akan Tembak Guru

Dia mengaku telah mengajak warga lainnya untuk melakukan gerakan serupa di rumah masing-masing bagi yang memiliki jaringan Wifi.

"Saya juga minta kepada warga yang lainnya untuk sedekah Wifi, karena banyak warga yang enggak mampu juga di sini akibat COVID-19," katanya.

BACA JUGA: Sadis, Pasutri Dibantai Rekan Bisnis, Istri Hamil 8 Bulan, Mayatnya Diseret-seret Pelaku

Sementara itu, seorang ibu dari anak yang menggunakan Wifi di rumah Lovita, Ida Aidah (33), mengaku dirinya hanya memiliki satu gawai untuk digunakan oleh dua anaknya. Kedua anaknya tersebut kini duduk di bangku sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).

"Belajar daring ini sangat memberatkan, harus beli kuota, kalau Wifi kan enak, tapi saya kan tidak punya, terus anak ada dua yang sekolah," kata Ida.

Selain itu, pembelajaran secara daring ini menurutnya menambah beban secara ekonomi, sebab selain membeli kuota, ia juga masih harus terus membayar iuran sekolah.

"Enggak ada diskon (iuran sekolah), cuma ada keringanan, bisa dicicil, tapi saya kira iurannya bisa dibayar hanya setengahnya," kata dia. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Sedekah   ASN   Bandung  

Terpopuler