Bertemu Ayah-Ibunya, Ramdan Menangis

Suhu Tubuh Masih Naik-Turun

Kamis, 06 Mei 2010 – 07:17 WIB

SURABAYA - Pada hari kesebelas pascatransplantasi liver kemarin (5/5), Ramdan Aldil Saputra dipertemukan dengan ayah dan ibunya di ruang ICU transplantasi RSUD dr Soetomo, SurabayaPertemuan pertama itu berlangsung kurang lebih 30 menit

BACA JUGA: Belum Bisa Pastikan Ramdan Alami Rejeksi Akut



Seperti diketahui, Ramdan kali terakhir bertemu ibunya, Ny Sulistyowati, pada Sabtu pagi (24/4) menjelang operasi transplantasi
Dalam operasi 12 jam 45 menit itu, hati Ramdan yang sudah rusak berat akibat kelainan bawaan atresia bilier (tidak memiliki saluran empedu) dibuang, diganti dengan secuil liver sang ibunda

BACA JUGA: Ramdan Alami Gejala Rejeksi Akut

Operasi pemotongan dan penyambungan liver tersebut dilakukan oleh tim transplantasi liver RSUD dr Soetomo yang didampingi tim andalan dari Oriental Organ Transplant Center (OOTC) Tianjin, Tiongkok


Setelah operasi, ibu dan anak itu menempati kamar yang berdampingan, tetapi tidak bisa saling berkomunikasi

BACA JUGA: Pindad Ganti Mesin Panser

Bahkan, sampai saat Ny Sulistyowati dipindahkan dari ICU transplantasi ke ruang perawatan Graha Amerta empat hari setelah operasi, ibu dan anak tersebut tidak bisa bertemuMenjelang dipindah dari ICU, guru SDN 1 Gandusari, Trenggalek, itu hanya bisa menatap putranya lewat kacaSebab, sang anak, Ramdan, berada di ruang dengan tingkat sterilitas maksimum.

Setelah itu, meski mulai bisa berjalan lagi, Ny Sulistyowati belum bertemu dengan RamdanSedangkan ayah Ramdan, Bambang Sutondo Winarno, sudah beberapa kali melihat putra bungsunya tersebutBambang pun memantau Ramdan dari balik kaca pintu ruang ICU transplantasiMengapa" Ketika itu Ramdan memang harus berada dalam ruang yang sangat sterilSelain itu, Bambang memang tidak ingin bertemu langsung dengan Ramdan, anak lelaki satu-satunya pasangan tersebut"Saya tidak tega melihat anak sayaSelain itu, saya takut dia minta gendong," tuturnya.

Selain sang ayah, yang juga tidak sampai hati melihat kondisi Ramdan adalah ibunyaKarena itu, sejak keluar dari ICU, Ny Sulistyowati tak pernah ingin menengok putranya"Saya takut dia menangis, minta gendongJadi, lebih baik tidak bertemu dulu," tutur Ny SulistyowatiKemarin pun, suami istri yang sama-sama berprofesi sebagai guru itu sebenarnya tak ingin bertatap muka dengan putranya"Takut menangis dan minta gendong," kata ibu Ramdan.

Setelah beberapa dokter memaksa, baru Ny Sulistyowati mau diajak masuk ke ruang isolasi dan bertemu langsung dengan putranya ituBegitu pula ayahnya.
Tetapi, karena keduanya masuk ke ruang perawatan Ramdan dengan menggunakan surgical cap dan masker, Ramdan butuh beberapa menit untuk mengenali kedua orang tuanya ituRamdan baru mengenali dua tamu istimewanya siang itu setelah ibu dan ayahnya memanggil namanya.

Di luar bayangan semua orang, pertemuan pertama tersebut ternyata tak terlalu dramatisSebab, pertemuan anak dan orang tua itu bertepatan dengan datangnya susuSebagaimana umumnya anak-anak, Ramdan lebih tertarik pada susu tersebutDengan dibantu sang ibu, Ramdan menghabiskan sebotol kecil (100 cc) susu dalam sekejapSetelah susunya habis, baru Ramdan "menikmati" pertemuan dengan ayah ibunya itu

Menjelang ditinggal ibunya kembali ke kamar perawatan di Graha Amerta, Ramdan meronta sambil menangis hingga air matanya bercucuranKedua kaki dan tangannya bergerak, seakan ingin membuang semua slang kecil serta perban yang melilit tangan kiri dan kakinya sehingga dirinya bisa kembali digendong sang ibu.

Ketika berbicara kepada wartawan setelah menjenguk sang putra, Ny Sulistyowati menyatakan gembira akan kemajuan Ramdan, terutama saat melihat mata anaknya itu lebih jernih"Anaknya memang lebih lincah sebelum operasiTapi, melihat matanya bening, rasanya senang sekali," papar dia.  Sebelum transplantasi, mata Ramdan memang berwarna kuning karena pengaruh bilirubin (cairan empedu)Kelainan atresia bilier yang diderita sejak lahir memang membuat saluran empedu Ramdan tidak terbentukAkibatnya, bilirubin Ramdan tidak bisa masuk ke usus, melainkan malah meracuni organ tubuhnya yang lainKarena itu, liver Ramdan rusak dan pembuluh darahnya rapuhSelain itu, mata, kulit, bahkan tulang tengkoraknya berwarna kuning kehijauan, seperti warna cairan empedu.

Setelah bertemu anaknya untuk kali pertama, Ny Sulistyowati menyatakan tak sabar untuk segera menjenguk Ramdan lagi"Besok (hari ini, Red), belum tahuTapi, mau saya ya tiap hari ke sini, lihat Ramdan," ungkapnya sambil tersenyum.Wajar jika Ny Sulistyowati dan Bambang sangat gembira melihat kondisi Ramdan kemarinPerkembangan kondisi Ramdan memang cukup menggembirakan.

Selain lebih bersemangat, bocah itu kemarin memang bisa bergerak lebih bebasSebab, semua drain atau saluran pembuangan sisa perdarahan dan cairan pada bekas operasi di tubuh Ramdan serta jarum infus (tri lumen) yang dipasang di dada kanan atas Ramdan sudah dilepasSebagai gantinya, dipasang jarum infus di punggung tangannyaSelain infus, yang masih ada di tubuh Ramdan hanya slang pada hidung untuk memasukkan obatSusu yang diberikan kepada bocah tersebut lebih kental dan jumlahnya lebih banyakKalau sebelumnya hanya diberi susu 100 cc enam kali dalam sehari, kemarin Ramdan diberi delapan kali

Setiap kali minum susu, dia bisa menghabiskan 120 cc"Minumnya kuat sekaliTapi, pemberian minum tetap kami atur agar pencernaannya tidak kaget," kata dr Arie Utariani SpAn-KIC, salah seorang konsultan ICU dan intensive care RSUD dr Soetomo yang menangani Ramdan tadi malamHasil liver function test (LFT) Ramdan juga jauh membaikAngka SGOT, SGPT, dan bilirubinnya yang Minggu lalu (2/5) naik sudah jauh menurunSGOT dan SGPT Ramdan kemarin mencapai angka 45 U/IBerselisih sedikit dengan angka normalnya yang tidak boleh lebih dari 30 U/I

Bilirubinnya yang Minggu lalu meroket hingga angka 9 pada Selasa (4/5) turun menjadi 3Kemarin juga turun lagi hingga di bawah angka 2Artinya, jumlah bilirubin Ramdan sudah mencapai normalSGOT dan SGPT merupakan enzim yang diproduksi sel hati RamdanAdapun bilirubin merupakan cairan empeduJika produksi tiga zat tersebut sudah mendekati normal, fungsi hatinya tidak mengalami gangguan.

Kadar leukosit atau sel darah putih Ramdan yang Selasa lalu naik dari 11.000 ke 45.000 kemarin sudah turun menjadi 30.000Artinya, substansi yang berfungsi dalam mekanisme pertahanan tubuh tersebut sudah tidak lagi menghadapi lawan berat, yang bisa berupa serangan penyakit, infeksi, atau gejala rejeksi (penolakan tubuh terhadap liver baru).

Kini yang masih membuat tim dokter sport jantung adalah suhu tubuh Ramdan yang fluktuatifKemarin suhu tubuh Ramdan terus naik-turun dengan kisaran 36 hingga 38 derajat CelsiusKenaikan suhu itu diatasi tim dokter dengan mengatur suhu selimut yang menjadi alas tidur RamdanJika suhu tubuh Ramdan meninggi, suhu selimut diatur lebih dingin agar bisa menyerap panas tersebut

"Itu mungkin akibat inflamasi (reaksi peradangan, Red)Kalau tubuh mengalami manipulasi jaringan (transplantasi liver, Red), pasti mengalami itu," kata dr Poerwadi SpB SpBA, koordinator tim liver transplant RSUD dr Soetomo.

Gejala mild acute rejection (penolakan terhadap organ baru pada stadium ringan yang terjadi secara tiba-tiba) pada Ramdan sejak Minggu lalu juga mulai membaikSebab, hasil pemeriksaan patologi anatomi Ramdan menunjukkan bahwa sel hatinya tidak mengalami necrosis (kerusakan) seperti lazimnya sel hati orang yang mengalami rejeksiSuhu tubuhnya, kendati belum normal, juga tidak lagi setinggi Minggu lalu yang hampir 39 derajat Celsius.

Saat ini yang diprioritaskan oleh tim dokter adalah memulihkan kondisi Ramdan, baik secara fisik maupun emosionalUntuk mencegah rejeksi, tim dokter terus memberikan obat immunosuppressant (obat untuk mencegah penolakan tubuh terhadap liver baru)Ny Sulistyowati pun terus mendapatkan pendampingan dari tim psikiater"Kalau kondisinya membaik, diharapkan gejala-gejala penolakan dan inflamasi itu bisa sedikit berkurang," ujar Poerwadi(rum/c11/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Melihat Foto Kakaknya, Ramdan Menangis


Redaktur : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler