Besok Pilgub Jatim, Kartu Belum Terbagi

Senin, 03 November 2008 – 12:35 WIB
SURABAYA - Siapa gubernur Jatim yang baru? Jawabannya akan ditentukan besok (4/11) pada pemilihan gubernur (pilgub)Pada coblosan putaran kedua kali ini, warga Jatim bakal memilih salah satu di antara dua pasangan

BACA JUGA: Sutiyoso Janjikan Otonomi Kongkrit

Berdasar nomor urut, mereka adalah duet Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono (Kaji) serta pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa)


Dua kandidat tersebut maju ke putaran dua setelah pada putaran pertama Juli lalu, tidak ada satu pun kandidat yang meraih 30 persen suara

BACA JUGA: Mendagri Segera Proses Pelantikan Rusli-Mambang

Karena mereka berada di urutan dua teratas, dua kandidat itulah yang berhak maju.

"Kami sangat berharap masyarakat ikut berpartisipasi
Karena suara mereka ikut menentukan," kata anggota KPU Jatim Arief Budiman.

Berdasar keputusan yang sudah ditetapkan KPU Jatim, coblosan putaran dua pilgub bakal diikuti 29.280.470 warga Jatim

BACA JUGA: Sutiyoso Terus Suarakan Judicial Review UU Pilpres

Mereka akan memberikan suara di TPS masing-masingKPU telah menetapkan jumlah TPS untuk seluruh Jatim 62.859 buah.

Saat ini, KPU tengah merampungkan seluruh persiapan menjelang coblosanMereka tetap optimistis coblosan besok berjalan lancar"Semua permasalahan sudah kami selesaikanSemoga tidak ada masalah lagi," lanjut Arief.

Meski KPU Jatim mengklaim semua persiapan bisa tuntas, fakta di lapangan berkata lainHingga H-2 coblosan Minggu (2/11), beragam keluhan perihal persiapan pilgub terus bermunculan.

Salah satu yang cukup banyak adalah distribusi logistik untuk keperluan pilgub, terutama menyangkut pemilihDi antaranya, masalah kartu pemilih (bagi para pemilih baru) maupun undangan coblosan.

Ternyata, belum semua warga sudah mendapatkan distribusi logistik yang satu ituTerbukti, sebagian wilayah di Jatim mengalami hal tersebutDi Surabaya misalnya, cukup banyak masyarakat yang belum dapat

Contohnya, para penduduk di kawasan AmpelTernyata, banyak di antara mereka yang belum dapat kartu pemilih maupun undangan"Maka, saya sempat bingungPutaran satu lalu, coblosan kurang dua hari, saya sudah dapatTapi, ini kok belumWarga di sini juga banyak yang belum dapat," kata Muhammad, salah seorang warga Ampel.

Anggota KPU Surabaya Eko Sasmito saat dikonfirmasi tadi malam mengakui bahwa belum semua logistik terdistribusikanDia beralasan, hal itu tidak lepas dari lambatnya pengiriman logistik oleh KPU Jatim"Sehingga, cukup wajar jika agak terlambatTapi, kami upayakan semua beres sebelum coblosan," ujarnya.

Hal serupa terjadi di SidoarjoMasih banyak calon pemilih di Sidoarjo yang belum mendapatkan kartu pemilih dan undangan untuk mencoblosKetua KPU Sidoarjo Bima Risdianto mengakui hal ituNamun, dia mengatakan bahwa kartu pemilih dan surat undangan sudah dikirim ke KPPS sejak Rabu silam (22/10).

Kalaupun ada yang belum menerima, kata dia, hanyalah bagian dari siasat KPU Sidoarjo agar kartu dan undangan tersebut tidak hilang saat pencoblosan dihelat''Kalau pas hari-H hilang, kan susah,'' tuturnya

Surat undangan dan kartu pemilih, kata Bima, dikirimkan ke pemilih mulai kemarin (2/11) hingga hari iniDua hari tersebut, tampaknya, adalah masa pengiriman finalSebab, kalau hari ini pemilih tidak mendapatkannya, bisa jadi besok mereka tak bisa memilih.

Pertarungan Seimbang

Persaingan antara Karsa dan Kaji diperkirakan berlangsung ketatIngat, selisih suara mereka pada putaran pertama sangat tipis

Dengan asumsi suara yang mereka raih di putaran pertama bakal utuh, pertarungan untuk merebut sisa suara (sekitar 50 persen) tentu sangat menarikApalagi, dukungan parpol-parpol besar ikut memberi dampak pada kans mereka.

Duet Karsa, misalnya, kini mereka mendapatkan suntikan baruDua parpol besar memutuskan mendukung merekaYakni, PKB serta Partai Golkar (PG)Tentu saja, dukungan itu sangat pentingSebab, perolehan suara mereka (PKB dan Golkar) pada putaran pertama secara matematis cukup menguntungkan bagi Karsa.

PKB misalnya, partai itu dikenal masih memiliki kader yang militan di JatimHanya, kini eksistensi partai tersebut mulai dipertanyakan seiring beragam konflik yang terjadiJika berkaca pada hasil pemilu, suara PKB cukup besar, yaitu mencapai 30 persenNamun, modal itu tidak cukup bagi PKB untuk mengantar jagonya, Achmady-Suhartono (Achsan) menjadi pemenangSuara mereka anjlok di putaran pertama hingga hanya delapan persen.

Demikian juga GolkarPada putaran pertama lalu, mereka mengusung duet Soenarjo-Ali Maschan MoesaMereka meraih 18 persen dukungan publikTentu itu cukup berharga untuk mendongkrak pundi suara Karsa.

Kans duet Kaji untuk menjadi pemenang juga cukup besarDukungan PDIP berpotensi memberi tambahan suara yang signifikanApalagi, jika melihat hasil pilgub putaran pertama, mereka berhasil mendapatkan 18 persen suara(ris/aga/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... UU Pilpres Tutup Peluang Sultan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler