jpnn.com - PADA serial kedua dari rangkaian tulisan ini telah disebut adanya tim darurat penyelenggara Proklamasi 17 Agustus 1945 yang terdiri dari Bung Hatta dkk. Serta tim rahasia pengamanan jalannya proklamasi, yakni Maeda Butai yang dipimpin Tomegora Yoshizumi.
Apa sebenarnya Maeda Butai? Siapa-siapa saja orangnya? Entol Chaerudin, orang dalam Maeda Butai membuka rahasia...
BACA JUGA: Ternyata Ada Tim Rahasia yang Menyelenggarakan Proklamasi, Ini Orangnya
Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network
Bukan ujug-ujug naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dirumuskan di kediaman Laksamana Maeda, pimpinan Kaigun Bukanfu (kantor penghubung Angkatan Laut Jepang). Ada senarai peristiwa yang melatarbelakangi. Inilah kisahnya…
BACA JUGA: Kisah Seputar Proklamasi yang Selama ini Disembunyikan
Maeda Butai
Perang Dunia Kedua masih berkecamuk. Jepang mulai terdesak. September 1944, pemerintahan Dai Nipon di Tokyo mengumumkan janji kemerdekaan Indonesia. Janji tanpa kepastian tanggal.
BACA JUGA: Wakwaw! Nyanyian Aktivis 98 ini Ternyata Karya Pengarang Lagu Garuda Pancasila
Rezim militer Jepang di Jakarta mulai mengatur ancang-ancang. Dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Lagu Indonesia Raya yang sempat dilarang, kembali boleh dinyanyinya. Merah Putih pun mulai berkibar disanding bendera Matahari Terbit.
Dalam masa itu, "Kepala Daisanka Tuan Tomegoro Yoshizumi dan Tuan Sigetada Nishijima dari Bukanfu, dalam suatu pembicaraan telah memberikan pengertian pada saya, bahwa persiapan kemerdekaan Indonesia tidak cukup hanya dengan semangat dan pemikiran-pemikiran di dalam kepala saja," tulis Entol Chaerudin.
Maka, Kaigun Daisanka (dinas intelijen Angkatan Laut) diam-diam menghimpun pasukan rahasia. Pemuda-pemuda pemberani dan gesit dari Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Kalimantan, Sumatera dan Jawa dikumpulkan.
Menurut Entol, para pemuda itu diberi latihan-latihan gerilya jangka lama. Untuk ini disediakan asrama-asrama di Jalan Garuda dan di tempat-tempat lain.
"Nama-nama para pemimpinnya Sdr2: Andi Aris, Muhtar, Sutrisno, Ever Langkay, Tesik, Rappar, Runtunuwu, Nona Twegih, Rambitan, Zainal Alimin, Hutubesi, Watimena, Levering Tan Sanama, Cung Hwa dll," tulisnya.
Sedangkan pemuda-pemuda Jakarta dan sekitarnya tidak seluruhnya diasramakan. Hanya sewaktu-waktu datang ke markas Daisanka untuk berlatih dan konsultasi.
Nama-nama para pemimpin pemuda Jakarta, antara lain, Ali, Abdurahman Kasim, Warsa, Abdulkarim, Rauf Arifin, Sumantri, Djidun, Hasin Thalib, Hardjosumarto, Sumarjo, Deos, Endjen Sudjana.
Daisanka juga mengorganisir kaum jawara dan parewa serta orang-orang berpengaruh. Merujuk tulisan Entol, parewa dan jagoan-jagoan itu pemberani dan pantang mundur. Setiakawan dengan sesamanya sangat kuat dan jujur terhadap kawan-kawannya.
"Para pemimpin dari golongan ini sewaktu-waktu saja datang ke Markas Daisanka," kenangnya.
Nama-nama pemimpin jawara yang masih diingat Entol, antara lain, Idris, Bang Muzeni, Amang Abdurahman, Ahmad dan Aspas dari Tenabang.
Mandor Djum dari Palmerah. Pa Taman dari Cikarang. Mandor Dulatip dari Tanjung Priok. Jaro Karis, Jaro Kamid dari Banten. Pa Matjan dari Cibarusa. Pa Suroso dan Pa Puh dari Boyolali. Pak Kabit dari Tumpang, Malang. Awimba dari Surowono lereng Gunung Merapi.
"Sebagian dari mereka itu pelarian atau buruan sejak zaman Hindia Belanda," ungkap Entol. "Mereka masih mau datang ke markas Daisanka. Dan timbal balik didatangi oleh petugas-petugas dari Daisanka ke tempat mereka masing-masing."
Rombongan-rombongan gerilya inilah yang disebut Maeda Butai; yang belakangan hari bertugas mengamankan proklamasi 17 Agustus 1945. Disebut Maeda Butai karena satuan ini difasilitasi penuh oleh Laksamana Maeda.
Dalam perjalanannya, pasukan ini kian hari kian meluas. Ini yang belum banyak diketahui orang, setelah proklamasi para jawara ini menjelma pasukan rahasia pengawal Soekarno, Hatta, serta para tokoh republik lainnya. --bersambung (wow/jpnn)
Berita terkait:
Kisah Seputar Proklamasi yang Selama ini Disembunyikan
Pasukan Rahasia Pengamanan Proklamasi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hikayat Pengarang Lagu Garuda Pancasila
Redaktur : Tim Redaksi