jpnn.com - SENANDUNG iramannya kocak bikin orang bergoyang. Macam operet Betawi. Tapi, syairnya tajam mengkritik zaman. Inilah kiprah penghabisan Sudharnoto, pengarang lagu Garuda Pancasila untuk Indonesia.
Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network
BACA JUGA: Hikayat Pengarang Lagu Garuda Pancasila
Saat meletus peristiwa 1998 yang berbuntut lengsernya Presiden Soeharto, Soedharnoto berusia 73 tahun. Pentolan seniman Istana itu lahir pada 24 Oktober 1925.
Dalam usia segitu, dia masih berkarya. Setidaknya ada dua lagu yang dibuat pengarang Garuda Pancasila itu tentang riuh rendah perlawanan rakyat terhadap rezim Orde Baru, sebelum akhirnya berpulang pada tahun 2000 di usia 75 tahun.
BACA JUGA: Beginilah Daulat Minangkabau Abad 17
Lagu pertama berjudul Semakin Memble. Dari pada berpanjang lebar menceritakan maksud lagu itu, lebih baik kami suguhkan lyricnya secara utuh. Silahkan ditafsir sendiri-sendiri.
Selamat menyimak….
BACA JUGA: Ondeh...Utusan VOC ini Cium Kaki Raja Minang
kite dateng pengen nagih janji ente/bukan kumpul mau bikin gare-gare/rame-rame kasih usul sederhane/ngebikin reformasi bener jalannye/ape ente udeh ngegilas korupsi?/ape ente udeh ngebrantas kolusi?/dan nepotisme yang gak bakal nongol lagi/jangan janji ente cuma basa basi...
"Lagu itu untuk dipakai para pendemo tahun 1998," kata Tuti Martoyo, 68 tahun, kepada JPNN.com, di bilangan Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Tuti Martoyo penyanyi termuda di Istana pada zaman Soekarno. Bukan saja satu kelompok semasa remaja, hingga usia senja mereka berkawan dekat.
"Dia (Soedharnoto--red) juga bikin lagu mars mahasiswa. Tapi saya nggak hafal. Itu mendukung aksi mahasiswa 1997-1998. Kata-katanya bagus sekali," sambung Tuti menyesali memori ingatannya.
Lagu HAM
Sang pengarang lagu Garuda Pancasila agaknya pandai betul membaca keadaan. Siapa pun yang mengikuti perkembangan situasi nasional pada 1998, tentu tahu isu HAM (Hak Asasi Manusia) merupakan satu di antara topik terhangat masa itu.
Rupanya, Soedharnoto juga bikin lagu HAM. Judulnya Dunia Milik Kita.
"Lyricnya diambil dari pembukaan Undang-Undang HAM. Saya tak ingat pasti, lebih kurang begini lagunya," kata Tuti sembari mengeluarkan suara emasnya, "manusia lahir merdeka/suci rohani luhur jasmani/kita pemilik dunia satu sodara/walau berbeda ragam suku bangsa/tali cinta kasih sayang dalam sesama/hak asasi insani ditinggikan/martabat akhlak manusia…dunia aman abadi."
Meski terputus-putus karena lupa di beberapa bait, menyimak Tuti mendendangkannya, sama dengan Semakin Memble, irama lagu itu mengundang orang untuk bergoyang.
Lagu bertema HAM gubahan Sudharnoto tersebut pernah dinyanyikan di Komnas HAM saat memperingati Hari HAM.
"Saya ikut menyanyi. Tapi, tak ingat tahun berapa. Yang saya ingat waktu itu Ketua Komnas HAM bernama Abdul Hakim Garuda Nusantara. Kami diundang menyanyikan lagu Dunia Milik Kita karya Mas Dharnoto di Komnas HAM," kenang Tuti.
Sekadar penawar penasaran, setelah memeriksa sejumlah literatur, Garuda Nusantara menjabat Ketua Komnas HAM periode 2002-2007. Namun, kapan lagu HAM gubahan pengarang Garuda Pancasila itu ditampilkan secara resmi sebagaimana dimaksud Tuti? Biarlah peristiwa itu tetap jadi kemewahan mereka yang menyaksikannya. (wow/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hollywoodnya Jakarta! Senarai Kisah Masa Lalu Lokasari
Redaktur : Tim Redaksi