BI Diprediksi Tahan Suku Bunga Acuan di Angka 5,75 Persen

Selasa, 23 Oktober 2018 – 11:14 WIB
Bank Indonesia. Foto: Ilana Adi Perdana/Jawa Pos.Com/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Beberapa pihak memprediksi Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan di angka 5,75 persen.

BI diyakini menunggu kemungkinan naiknya Fed fund rate (FFR) pada Desember mendatang.

BACA JUGA: Defisit Transaksi Berjalan Tetap Berada di Bawah Tekanan

Project Consultant Asian Development Bank (ADB) Eric Alexander Sugandi menuturkan, BI perlu menyimpan amunisi terlebih dulu pada rapat dewan gubernur (RDG), Selasa (23/10).

Sebab, tekanan diprediksi lebih besar pada Desember. Yakni, saat digelar rapat Federal Open Market Comittee (FOMC) atau dewan rapat kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS).

BACA JUGA: Membedah Keuntungan Transaksi dengan Kartu GPN

”Pada 18–19 Desember, ada FOMC meeting yang sangat mungkin menaikkan FFR. Jadi, saya perkirakan BI 7-day repo rate tetap ditahan di 5,75 persen bulan ini,” kata Eric, Senin (22/10).

Apalagi, selama ini BI telah mengambil langkah pengetatan moneter yang cukup agresif.

BACA JUGA: Pasar Masih Kecil, Risiko Perbankan Syariah Aman

Sejak Mei 2018, BI menaikkan BI 7-day repo rate sebanyak 150 basis poin (bps).

Eric melanjutkan, jika BI memutuskan menaikkan suku bunga, hal tersebut akan dilakukan pada akhir tahun ini.

Saat ini BI tidak lagi menargetkan nilai tukar rupiah pada level tertentu.

Sebab, Indonesia tidak lagi menggunakan rezim nilai tukar tetap (fixed rate), tetapi terus bergerak (floating rate).

BI lebih berfokus menjaga volatilitas rupiah agar tidak terlalu besar.

”Kalau terlalu banyak menaikkan suku bunga acuan, pertumbuhan ekonomi juga bisa terganggu,” tegas Eric.

Pengamat ekonomi Indef Bhima Yudhistira meyakini BI akan menahan suku bunga acuan.

Dia memprediksi kenaikan suku bunga baru akan dilakukan pada Desember 2018. Salah satu instrumen yang diandalkan BI untuk stabilisasi kurs sampai akhir tahun adalah menggunakan cadangan devisa.

Dia menyatakan, dampak kenaikan suku bunga acuan BI yang cukup agresif sejak pertengahan tahun sudah dirasakan pada naiknya bunga kredit bank.

Karena itu, pihaknya memprediksi, pertumbuhan kredit sampai akhir tahun tidak akan sesuai target di angka 12 persen.

”Kenaikan bunga kredit bank berujung pada kenaikan cost of borrowing sehingga pelaku usaha cenderung menahan pinjaman baru,” kata Bhima. (ken/nis/c25/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BI Prediksi Defisit Transaksi Berjalan 2,9 Persen


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler