PURWAKARTA - Bank Indonesia mengkhawatirkan besarnya aliran dana masuk (capital inflow) dari asing yang terjadi akhir-akhir iniPasalnya, permintaan uang di dalam negeri masih rendah
BACA JUGA: Pemerintah Lanjutkan Insentif Minyakita
Akibatnya, Bank Indonesia harus selalu menyerap kelebihan (ekses) likuiditas itu."Total ekses likuiditas (kelebihan dana) secara makro pada tahun 2010 mencapai Rp 417 triliun," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia, Halim Alamsyah dalam workshop wartawan perbankan, Minggu 96/3)
BACA JUGA: Bank Sentral Tahan BI Rate di Posisi 6,75 Persen
Oleh karena itu BI harus secara kontinyu menyerap kelebihan dana itu
BACA JUGA: Rp 108 Triliun untuk Program Pro Rakyat
Dia memberi contoh, pada tahun 2005 suplai uang primer dari aktiva luar negeri Rp 250 triliun, rekening pemerintah Rp 239 triliun serta lain-lain Rp 128 tiliun"Dengan begitu suplai uang primer Rp 361,1 triliunPaling besar memang dana dari luar negeri," terangnya.
Sayang, besaran dana yang masuk itu tidak dibarengi dengan permintaan uang primer di dalam negeri yang pada tahun 2005 hanya mencapai Rp 239,8 trilunDengan begitu jumlah uang yang tidak terserap (ekses likuiditas) mencapai Rp 121,3 triliun
Kondisi itu juga terjadi pada tahun 2007"Suplai uang primer Rp 660 triliun, sementara permintaan Rp 379 triliun sehingga ekses likuiditas Rp 281,2 triliun," ungkapnya.
Besarnya kelebihan dana itu masih terjadi hingga tahun 2010Tahun lalu suplai uang primer yang berasal dari aktiva luar negeri sebesar Rp 935 triliun, dari rekening pemerintah Rp 160 triliun, lain-lain Rp 54 triliun sehingga total Rp 935,5 triliunSementara permintaan uang primer sepanjang tahun lalu hanya Rp 518,4 triliun"Jadi total kelebihan dana Rp 417 trilun," tuturnya.
Menurut Halim kondisi ini bisa sangat mengkhawatirkan jika tidak diatasiApalagi, Indonesia sudah masuk dalam investment grade sehingga potensi masuknya dana asing sangat besarJika tidak disertai dengan meningkatnya permintaan uang primer, maka ekses likuiditas akan semakin besar"Kita khawatir ini terus berlanjutMungkin bisa Rp 1000 triliun (kelebihan dananya)," kata dia.
Dia berdalih pertumbuhan ekonomi yang baik pun belum tentu mampu menurunkan kelebihan dana itu jika masuknya modal asing terlalu besarDia memperkirakan jika pertumbuhan ekonomi diatas 6 persen seharusnya Indonesia bisa memangkas atau bahkan menghilangkan ekses likuiditas"Namun karena dana yang masuk juga besar maka hal itu tidak mungkin terjadi," tukasnya.
Dia menambahkan, masuknya dana asing bisa berasal dari berbagai halMisal dari devisa ekspor, utang dan lain-lainSelain itu, suplai uang juga bisa bertambah dari mengendapnya dana di rekening pemerintahUntuk menyerap kelebihan dana itu Bank Indonesia telah mempunyai beberapa instrumen"Seperti mengeluarkan SBI (sertifikat Bank Indonesia)," jelasnya(wir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cuaca Ekstrem Pengaruhi Inflasi
Redaktur : Tim Redaksi