BI: Perekonomian Kepri Melambat pada 2015

Rabu, 17 Februari 2016 – 03:44 WIB
Ilustrasi. Foto: Dokumen JPNN

jpnn.com - BATAM - Perekonomian Kepri mengalami pertumbuhan melambat pada tahun 2015 dibanding tahun 2014. Dari sisi permintaan, perlambatan itu terutama dipengaruhi pelemahan investasi. 

Demikian disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Gusti Raizal Eka Putra dalam siaran pers kajian ekonomi dan keuangan regional triwulan IV 2015, Selasa (16/2) di lantai 3 Hotel Harmoni One, Batamcenter, Batam.

BACA JUGA: Pria Ini Ditangkap Setelah Beli Sabu-sabu Dari Ahok

Seperti dikutip dari batampos.co.id (group JPNN), Rabu (17/2), Gusti menjelaskan, dibanding tahun 2014, pertumbuhan investasi mencapai angka 5,79 persen, maka di tahun 2015 hanya di angka 3,25 persen.

Sedangkan dari sisi lapangan usaha, perlambatan pertumbuhan ekonomi terjadi pada 2 sektor yakni sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi. 

BACA JUGA: Hilang Sejak Siang, Balita Ternyata Kecebur Sumur

"Di sektor industri pengolahan, dipengaruhi tingkat permintaan global yang cenderung masih lemah. Sementara di sektor konstruksi, pertumbuhannya sejalan dengan pelemahan investasi dan penurunan realisasi belanja modal pemerintah," papar Gusti.

Namun, ditengah perlambatan ekonomi itu, kegiatan intermediasi perbankan tetap berlangsung dengan baik. "Hal itu tercermin dari penguatan pertumbuhan kredit," sebutnya.

BACA JUGA: Kualitas Raskin Kok Berbeda-beda?

Disamping itu, lanjutnya, tingkat kesejahteraan masyarakat Kepri relatif masih terjaga karena dilihat dari penurunan tingkat kemiskinannya. "Berdasarkan data BPS September 2015, jumlah penduduk miskin tecatat 114.834 orang. Ini menurun 7,52 persen dibanding periode yang sama di tahun 2014," terangnya.

Melirik perkembangan ekonomi di tahun 2015 tersebut, Gusti memperkirakan di triwulan I 2016 perekonomian Kepri akan menguat pada kisaran 5,5 sampai 6 persen, yang ditopang dari penguatan konsumsi dan investasi.

"Konsumsi akan menguat sejalan dengan pola musiman hari keagamaan yang bertepatan dengan long weekend, sementara dari investasi akan menguat sejalan dengan indikator impor barang modal dan bahan baku yang mulai menunjukkan perbaikan," papar Gusti.

Ia juga meyakini bahwa laju inflasi di triwulan I 2016 ini berpotensi meningkat. "Secara keseluruhan, tahun tekanan inflasi diperkirakan lebih rendah dibanding 2015," pungkasnya. (cr15/ray)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Dia Calon Pemodal 3 Jalan Tol di Kaltim


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler