BACA JUGA: Investor Lambat Bangun Jalan Tol
Dalam rapat dewan gubernur (RDG) yang digelar Rabu (7/1), BI memangkas suku bunga acuan atau BI rate 50 basis poin (bps) menjadi 8,75 persen.Otoritas moneter itu mulai menggeser stance kebijakan moneter menjadi lebih fokus menopang pertumbuhan ekonomi
Boediono mengatakan, inflasi 2009 akan berada di kisaran 5 persen sampai 7 persen
BACA JUGA: Dirut Pertamina Siap Dicopot
Dengan inflasi yang makin melandai, ruang penurunan bunga kembali terbukaHampir semua indikator perekonomian tahun ini mengalami perlambatan pertumbuhan, khususnya ekspor dan investasi
BACA JUGA: Bea Masuk Paku & Kawat Naik Jadi 10 Persen
Ini membuat bank sentral memberikan perhatian penuh untuk mencegah perlambatan ekonomiSecara umum BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini berada di kisaran 4 persen hingga 5 persen.Tahun ini pertumbuhan kredit perbankan diprediksi juga melambat”Laju pertumbuhan kredit diperkirakan berada di kisaran 18 persen sampai 20 persen,” imbuh guru besar FE UGM ituGejala perlambatan kredit perbankan mulai terlihat pada tahun laluPada Oktober 2008, kredit tumbuh 37,1 persen (yoy) menjadi 30,2 persen pada Desember 2008.
Deputi Gubernur BI Hartadi ASarwono mengatakan, perlambatan ekonomi global baru terasa pada kuartal keempat 2008Ekspor adalah penopang pertumbuhan yang paling terkena dampakYakni, dari pertumbuhan 15,5 persen pada kuartal pertama 2008 menjadi hanya 9,4 persen pada kuartal keempatPenurunan juga terjadi pada impor.
Hal yang masih bisa diandalkan adalah konsumsiDia mengatakan, tingkat konsumsi 2009 masih bisa dijaga pada kisaran 5 persen”Permintaan domestik kita masih cukup kuat,” kata Hartadi
Risiko Perbankan Masih Meningkat
Industri perbankan mesti mempersiapkan diri menghadapi terpaan dampak krisis ekonomi duniaRasio kredit bermasalah (NPL/non performing loan) tahun ini akan meningkat dari 4 persen (gross) menjadi 5 persenRisiko likuiditas juga diperkirakan masih terjadiBegitu pula dengan risiko modal.
"Kita terus memikirkan apa yang kita masih bisa lakukan dalam koridor prudential, sekaligus memberi ruangan agar keinginan bank memberikan lending masih terjaga," kata Deputi Gubernur BI Muliaman D HadadMeski meningkat, Muliaman berpendapat masih berada di kondisi aman.
Sedangkan untuk risiko modal, menurut Muliaman, penyelesaiannya tidak mudah dilakukan"Variasi risiko lebih luas, butuh daya dukung modal yang mencukupiOleh karena itu, tuntutan tambahan modal yang besar adalah kebutuhan karena dihadapkan pada tingkat risiko yang makin kompleks," kata Muliaman
BI memperkirakan rasio kecukupan modal (CAR) menurun dari sekitar 16 persen tahun lalu menjadi 14,3 persenDeputi Gubernur BI Siti Ch Fadjrijah mengatakan untuk perbankan yang modalnya tergerus, BI meminta pemilik bank menambah modalnyaFadjrijah mengatakan salah satu penyebab CAR tahun ini tergerus adalah peningkatan pencadangan (provisi) kredit macet
Gubernur BI Boediono mengatakan BI akan mengusahakan agar krisis likuiditas tidak membawa dampak negatif pada sektor riil"Kita memonitor end result-nyaKalau membuat kredit anjlok, kita do something," katanya
Boediono meyakinkan, meskipun perbankan akan diterpa krisis keuangan global, perbankan nasional masih memiliki daya tahan yang cukup baik
Ekonom Senior Bank BNI Ryan Kiryanto mengatakan penurunan BI rate sebesar 50 bps menjadi sentimen positif bagi sektor perbankanSuku bunga simpanan akan turun menjadi 7-9 persen, sedangkan suku bunga kredit akan turun menjadi 13-15 persen"Ini bagus bagi sektor riil karena meringankan bunga bagi debitur," kata Ryan.(sof/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebaiknya Swasta ikut Salurkan KUR
Redaktur : Tim Redaksi