BI Segera Turunkan Suku Bunga Acuan

Minggu, 16 Juni 2019 – 10:45 WIB
Bank Indonesia. Foto: Ilana Adi Perdana/Jawa Pos.Com/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) berpeluang menurunkan suku bunga acuan BI 7-day repo rate dalam waktu dekat. Harapan masuknya dana ke pasar modal pun meningkat.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyebutkan, penghimpunan dana dari pasar modal pada tahun lalu sekitar Rp 165 triliun.

BACA JUGA: Cadangan Devisa Turun Rp 63 Triliun

Angka itu menurun jika dibandingkan funding pada 2017 yang mencapai Rp 265 triliun. Dia berharap kondisi pada tahun ini hingga tahun depan lebih bagus.

BACA JUGA: Biodiesel Nasional Kurangi Ketergantungan Impor BBM

BACA JUGA: Survei BI: Persepsi Konsumen Membaik

’’Mudah-mudahan yield-nya bisa turun seperti pada 2017 sehingga raising fund melalui pasar modal tidak terlalu mahal. Memang kemarin (2018) mahal sehingga tidak menguntungkan pengusaha untuk raising fund di pasar modal,’’ tuturnya, Jumat (14/6).

Wimboh melihat kondisi dan pergerakan yield ke depan bisa berbalik dari kondisi tahun lalu karena tren penurunan suku bunga mulai terasa.

BACA JUGA: Pangsa Perbankan Syariah di Jatim Masih Rendah

’’Yield fluktuatif untuk merespons kenaikan suku bunga The Fed pada 2018. Sekarang tren suku bunga The Fed cenderung turun sehingga bagus untuk portofolio investor, untuk masuk ke emerging market, termasuk Indonesia,’’ jelasnya.

Ekonom BCA David Sumual menilai, BI memang berpeluang menurunkan suku bunga. Namun, bulan ini probabilitasnya belum terlalu kuat.

Makin mendekati akhir tahun, barulah ruang penurunan suku bunga acuan itu mungkin akan makin kuat.

’’Tinggal tunggu momentumnya,’’ ujar David.

Beberapa data dari dalam negeri, kata dia, sebenarnya kurang menggembirakan. Inflasi 0,68 persen pada Mei termasuk tinggi meski masih berada dalam range sasaran pemerintah dan BI.

Sementara itu, cadangan devisa turun USD 120,3 miliar. Berita yang baik hanya peningkatan peringkat dari Standard and Poor’s (S&P).

PR ke depan, menurut dia, adalah Indonesia bisa memperbaiki fundamental ekonomi dari sisi transaksi perdagangan barang dan jasa, tidak hanya mengandalkan suku bunga untuk menarik investor. (rin/c14/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Melambat, Penyaluran Kredit Perbankan Tembus Rp 5.339 Triliun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler