BANDUNG - Derasnya aliran dana masuk atau capital inflow terus mendorong penguatan RupiahNamun, Bank Indonesia (BI) mencoba meredam gejolak Rupiah.
Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan, selaku otoritas moneter, BI akan menjaga agar Rupiah tidak menguat terlalu tajam
BACA JUGA: Pengembang Diminta Peduli Warga Sekitar
Hingga sore kemarin, kurs tengah BI menunjukkan Rupiah ada di posisi Rp 8.928 per USDMenurut Darmin, sepanjang tahun ini Rupiah telah menguat atau mengalami apresiasi hingga 5 persen
BACA JUGA: Lagi, Pemda Diminta Gratiskan IMB
Namun, lanjut dia, penguatan tersebut masih lebih kecil dibandingkan penguatan mata uang negara lain di kawasan Asean, misalnya Baht Thailand yang menguat 9 - 10 persenDarmin mengakui, derasnya aliran dana asing bisa menjadi kekhawatiran, terutama jika dana jangka pendek atau hot money tersebut hanya merupakan dana para spekulan
BACA JUGA: Payung Hukum Sita Paksa Segera Dibahas
"Capital inflow kalau kebanyakan akan repot, apalagi kalau spekulatif," terangnya.Karena itu, kata Darmin, capital inflow ini harus bisa dimanfaatkanCaranya, melalui instrumen yang bisa menyerap dana tersebut"Misalnya, melalui IPO, rights issue, atau obligasi," ujarnya(Owi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PLN Kerahkan 15 Ribu Petugas
Redaktur : Tim Redaksi