Biaya Karantina untuk Jemaah Umrah Membengkak, Begini Solusi dari Sylviana Murni DPD RI

Selasa, 19 Januari 2021 – 21:47 WIB
Ketua DPD RI LaNyala Mattalitti menerima delegasi Forum Silaturahmi Asosiasi Travel Haji dan Umrah (Forum Sathu). Foto: Humas DPD RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) LaNyala Mattalitti menerima delegasi Forum Silaturahmi Asosiasi Travel Haji dan Umrah (Forum Sathu) yang mengeluhkan kebijakan karantina kepulangan jemaah umrah dari Arab Saudi ke Indonesia yang dianggap memberatkan.

Terdapat beberapa masalah yang dihadapi. Pertama, Kerajaan Arab Saudi telah menerapkan sangat ketat dalam menerima jemaah umrah di negaranya. Sebelum berangkat H-2, jemaah harus dikarantina dan dites usap (swab) PCR sebagai syarat terbitnya visa.

BACA JUGA: Komite I DPD RI, KPU dan Bawaslu Evaluasi Pelaksanaan Pilkada 2020

Kedua, sampai di Arab Saudi, jemaah di karantina empat hari dan PCR lagi. Menjelang pulang pun di tes PCR lagi dan apabila positif di larang pulang. Ketiga, sampai di Indonesia, ada kebijakan harus karantina lagi 4-5 hari di hotel dan dites PCR.

“Biaya dibebankan ke jemaah membuat biaya umrah melambung,” keluh Sekretaris Forum Sathu, Artha Hanif, Jakarta, Senin (18/1/2021).

BACA JUGA: Varian Baru Virus Corona Bikin Panik, Arab Saudi Bakal Larang Umrah Lagi?

Menanggapi keluhan Forum Silaturahmi Asosiasi Travel Haji dan Umrah (Forum Sathu), Ketua Komite III DPD Prof. Sylviana Murni sekaligus anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta, merespons dengan segera dengan melakukan koordinasi berupa komunikasi via seluler dengan Doni Monardo selaku Satgas Covid-19 dan Arfi Hatim, Direktur Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag RI.

Sylviana mengusulkan solusi untuk mengatasi hal itu. Pertama, pemerintah wajib berkomitmen untuk menanggung hal terkait kekarantinaan bagi jemaah umrah yang tidak mampu sepanjang disertakan surat keterangan tidak mampu.

BACA JUGA: Tepergok Satgas TNI Saat 4 Orang Ini Berbuat Terlarang Jam 2 Dini Hari, Begini Jadinya

Kedua, Prof Svlviana Murni menyarankan agar karantina yang dilakukan baik sebelum berangkat maupun kepulangan umrah diupayakan low cost (berbiaya ringan) di antaranya dengan memanfaatkan asrama haji untuk menekan biaya jemaah dalam melakukan karantina.

Dengan demikian, terdapat keseimbangan. Di satu sisi protokol kesehatan (prokes) tetap dijalankan secara proporsional. Di sisi lain, tidak terlalu membebani jamaah umrah khususnya dari segi finansial.

“Secara tidak langsung ini akan membuat biaya umrah lebih terjangkau,” kata Sylviana.(fri/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler