Biaya Logistik di Indonesia Tergolong Tinggi, Lalamove Memperkuat Digitalisasi dan Memberi Solusi

Rabu, 05 Oktober 2022 – 14:20 WIB
Pebisnis menggunakan layanan pikap bak untuk pengiriman jarak jauh. Foto: Lalamove

jpnn.com - JAKARTA - Managing Director Lalamove Indonesia Andi M Rizki mengakui biaya logistik di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara ASEAN lain. Hal itu bisa dilihat dari kontribusi logistik terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) yang masih di atas 20 persen. 

Menurut Andi, biaya tinggi ini disebabkan banyak faktor. Salah satunya tahapan panjang dan perencanaan yang rumit dalam pengiriman barang. Persoalan itu bisa dibantu dengan inovasi teknologi pada pengiriman. 

BACA JUGA: Tingkatkan Layanan Logistik Laut dan Udara, APLog-MGLog Teken MoU

"Teknologi pengiriman yang Lalamove miliki bisa memangkas proses administrasi dan operasional sehingga lebih simpel, cepat, dan hemat,” ungkap Andi dalam keterangannya, Rabu (5/10).

Kemudahan teknologi pengiriman ini juga dirasakan salah satu perusahaan mebel terbesar di Indonesia, yaitu Olympic Furniture yang telah melakukan berbagai adaptasi selama mengembangkan bisnisnya, salah satunya pada digitalisasi. 

BACA JUGA: Menko Airlangga: Digitalisasi Bisa jadi Kunci dalam Menurunkan Biaya Logistik

Selain memasarkan produknya secara digital, Olympic Furniture mempercayakan teknologi pengiriman antarkota untuk pelanggannya kepada Lalamove.

Menurut Vice Marketing Director Olympic Furniture Veronica Marcella, komitmen mereka untuk selalu menyediakan produk terbaik bagi seluruh keluarga di Indonesia dengan sentuhan perabotan memukau dan harga terjangkau.

BACA JUGA: Bea Cukai Beri Izin Pusat Logistik Berikat kepada Industri Supercar, Ini Tujuannya

Lalamove, ujar Veronica, memiliki teknologi pengiriman antarkota yang bisa memastikan produk Olympic Furniture sampai dengan aman langsung ke tangan pelanggan dan dengan biaya yang lebih hemat dibandingkan konvensional.

Andi menambahkan pengiriman antarkota Lalamove saat ini sudah dapat diakses di tiga kota besar Pulau Jawa, yaitu Jakarta Raya, Bandung Raya dan Surabaya. 

Dalam waktu dekat, lanjut Andi, Lalamove akan kembali melakukan ekspansi kota baru agar dapat mencakup seluruh provinsi di pulau Jawa. "Tentu akan makin banyak bisnis dan UKM yang bisa terbantu dengan kehadiran Lalamove,” terang Andi. 

Lalamove percaya bahwa digitalisasi menjadi salah satu solusi turunkan biaya logistik pengiriman antarkota. 

Integrasi antara teknologi dengan logistik menjadi sangat penting dalam mengefisiensikan biaya logistik lebih rendah bagi pelaku usaha. 

Sebagian besar proses pengiriman antarkota yang menggunakan truk dilakukan secara manual. 

Saat ini,  ujar Andi, sekitar 80 persen armada truk di Indonesia dioperasikan operator yang belum tersentuh teknologi. Banyak kegiatan perencanaan, pemantauan dan pembayaran masih ditangani secara manual.

"Teknologi Lalamove mampu memudahkan pebisnis untuk mengefisiensikan operasional melalui fitur live tracking GPS, tanda tangan digital dan juga akses laporan pengiriman hanya dengan satu akun bisnis yang dapat diakses lebih dari satu operator," terangnya. 

Selain itu, pengiriman layanan instan antarkota Lalamove dapat mengirim barang hingga 5 ton. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler