jpnn.com, JAKARTA - Peternak ayam tengah menghadapi kesulitan karena biaya produksi semakin mahal dan sulit didapatkan.
Di tengah merosotnya hanya jual telur dan ayam, peternak kesulitan mendapatkan pasokan pakan ternak.
BACA JUGA: Harga Telur Ayam Picu Inflasi Bulan Juli
Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional Jawa Tengah Suwardi menyebutkan, harga bahan baku semakin tinggi.
Sebab, peternak berebut pasokan jagung dengan pengusaha pabrik pakan ternak. Harga jagung bisa mencapai Rp 4.900 per kilogram. Padahal, harga acuannya hanya Rp 4.000 per kilogram.
BACA JUGA: Harga Ayam dari Peternak Memang Sudah Mahal
”Kami minta pemerintah menyediakan jagung karena kami sulit bersaing dengan pabrik,” ujar Suwardi, Kamis (27/9).
Menurut dia, pasokan jagung untuk bahan baku ternak terbatas lantaran ada kegagalan panen jagung di Jawa Tengah.
BACA JUGA: Telur dan Daging Ayam Picu Inflasi Bulan Juli
Jumlahnya bisa mencapai 60 persen pada semester pertama. Ada pula kegagalan 50 persen karena musim kering pada panen semester kedua.
Apalagi, pembagian bibit jagung dari Kementerian Pertanian juga tidak tersalurkan dengan baik.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Peternakan dan Perikanan Anton Supit menambahkan, perubahan harga acuan yang ditetapkan pemerintah diharapkan membuat daya beli peternak bisa kembali meningkat.
Apalagi dengan pasokan ayam dan telur yang sedang berlebih, tetapi ongkos produksinya naik.
Menurut perhitungannya, kebutuhan jagung untuk produksi pakan ternak selama setahun diperkirakan sebanyak delapan juta ton jagung.
Namun, jumlah yang tersedia dari dalam negeri diperkirakan hanya sekitar lima juta ton.
”Memang, sejak impor jagung ditutup pada 2016, kami alihkan ke gandum,” kata Anton. (agf/c7/fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Lepaskan 12 Ton Ayam Beku untuk Operasi Pasar
Redaktur & Reporter : Ragil