jpnn.com, JAKARTA - Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan harga bahan makanan masih menjadi penyumbang inflasi tertinggi pada Juli. 2018.
Inflasi secara month-to-month (mtm) tercatat 0,28 persen dan year-on-year (yoy) 3,15 persen. Kelompok bahan makanan menyumbang inflasi 0,86 persen.
BACA JUGA: Harga Ayam dari Peternak Memang Sudah Mahal
Sementara itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau berkontribusi 0,45 persen pada inflasi.
’’Inflasi pada Juli 2018 dipengaruhi kenaikan harga telur ayam ras,’’ kata Kepala BPS Suhariyanto, Rabu (1/8).
BACA JUGA: Telur dan Daging Ayam Picu Inflasi Bulan Juli
Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi pada kelompok bahan makanan, antara lain, telur, susu, dan hasil-hasilnya. Inflasi dari subkelompok tersebut tercatat 3,64 persen.
Dalam sebulan belakangan, masyarakat memang mengeluhkan harga telur yang mahal dan terus naik, bahkan setelah Lebaran.
BACA JUGA: Kementan Lepaskan 12 Ton Ayam Beku untuk Operasi Pasar
Di Jakarta harga telur sempat naik hingga Rp 30 ribu per kilogram (kg), sedangkan di Surabaya Rp 37 ribu per kg. Operasi pasar telur pun diadakan untuk stabilisasi harga telur.
Ekonom Indef Bhima Yudistira mengatakan, pemerintah ke depan harus mengantisipasi dampak dari inflasi bahan pangan bergejolak (volatile food). Melemahnya nilai tukar rupiah cukup berdampak pada inflasi bahan pangan. Contohnya, telur.
’’Bahan pakan ternak tersebut 30 persennya impor. Karena rupiah melemah, harga pakan ayam yang impor itu naik sehingga harga telur ikut naik,’’ kata Bhima.
Selain itu, inflasi inti yang berasal dari kelompok pengeluaran pendidikan akan naik pada Agustus.
Seiring tahun pelajaran baru yang dimulai pada Agustus, biaya pendidikan akan naik. Hal itu bisa memengaruhi inflasi Agustus yang dirilis bulan depan.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman Zainal menuturkan, secara historis, inflasi IHK pada Juli 2018 sejalan dengan rata-rata IHK pada periode setelah Idul Fitri dalam empat tahun terakhir sebesar 0,27 persen.
Kelompok administered prices mencatat deflasi seiring dengan koreksi subkelompok transpor setelah Idulfitri.
’’Deflasi kelompok administered prices terutama didorong penurunan tarif angkutan udara dan angkutan antarkota usai Idulfitri,’’ kata Agusman.
Sementara itu, inflasi inti tetap terjaga di tengah kenaikan inflasi kelompok jasa. Inflasi inti tercatat 0,41 persen (MtM), lebih tinggi daripada inflasi bulan sebelumnya 0,24 persen (MtM).
Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok inti adalah tarif pulsa ponsel serta pengaruh musiman dari uang sekolah (SD, SMP, dan SMA). (rin/ken/c15/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Strategi Jateng Kendalikan Inflasi Menjadi 2,72 Persen
Redaktur : Tim Redaksi