jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo mengungkapkan, biaya ujian nasional berbasis komputer (UNBK) ternyata lebih besar dibanding ujian nasional berbasis kertas pensil (UNKP). Hal ini berdasarkan laporan dari sekolah-sekolah penyelenggara UNBK di daerah.
Biaya-biaya tersebut tidak hanya untuk honor, konsumsi panitia dan pengawas. "Untuk UNBK perlu tambahan biaya honor proctor, teknisi, biaya sinkronisasi, pengadaan modem, biaya pengamanan 24 jam agar komputer atau laptop tidak dicuri," kata Heru, Minggu (8/4).
BACA JUGA: UNBK SMA, 29 Persen Sekolah Pinjam Komputer
Juga biaya penambahan daya bagi sekolah yang belum memenuhi minimal daya listrik. Belum lagi sarana lain seperti penyediaan genset dan solar untuk berjaga-jaga ketika listrik mati.
"Sekolah harus mengeluarkan biaya simulasi dan tryout sebelum UNBK dilaksanakan,” terangnya.
BACA JUGA: Tempuh Perjalanan Laut 9 Jam Agar Bisa Ikut UNBK SMA
Itu sebabnya, Heru menyarankan setiap kabupaten/kota harus mengalokasikan dana pendidikan 20 persen di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Dengan cara itu, pemda bisa membantu sekolah dalam penyelenggaraan UNBK. (esy/jpnn)
BACA JUGA: UNBK SMA 2018 Berpotensi Bermasalah
BACA ARTIKEL LAINNYA... UNBK Tingkat SMK Harus Segera Dievaluasi
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad