Bicara soal Kelautan, Jokowi Janjikan Kejayaan Era Sriwijaya

Rabu, 11 Juni 2014 – 22:33 WIB

jpnn.com - BANDUNG - Calon presiden (capres) nomor urut 2, Joko Widodo mengatakan bahwa potensi sumber daya laut Indonesia mencapai 12 juta hektar. Namun, setiap tahun Indonesia justru mengalami kerugian sekitar Rp14 triliun akibat pencurian hasil laut.

Karenanya jika terpilih menjadi presiden berikutnya, capres yang biasa disapa Jokowi itu berkomitmen untuk menghentikan penyelundupan hasil laut dalam negeri. Salah satu upayanya dengan membangun industri pengolahan di daerah yang menjadi pusat penghasil ikan.

BACA JUGA: Timses Klaim Cuma Jokowi-JK yang Punya Visi Maritim

"Kita bisa bangun industri pengolahan ikan di daerah sumber ikan untuk mengurangi pasar gelap, mengatasai penangkapan ilegal ikan tuna," kata Jokowi dalam Seminar Nasional Peringatan World Oceans Day di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/6).

Salah satu produk andalan kelautan Indonesia yakni ikan tuna. Saat ini produksi ikan tuna sekitar 800.000 per tahun. Namun jika kelak terpilih jadi presiden, Jokowi mematok produksi ikan tuna hingga 1,5 juta ton.

BACA JUGA: Debat Kedua, Jokowi Bakal Diuntungkan Pengalaman Implementasi Gagasan

Selain itu, capres yang juga Gubernur DKI Jakarta nonaktif itu berjanji untuk menambah infrastruktur transportasi pelabuhan. Begitu juga dengan penambahan kapal-kapal besar untuk jalur-jalur di wilayah penangkapan ikan yang potensial.

"Kita juga bisa bangun pasar ikan modern. Kembalikan kejayaan maritim ke depan, seperti kerajaan Sriwijaya dan Mataram sebelumnya," papar Jokowi. (dil/jpnn)

BACA JUGA: Dapat Subsidi Rp 38,7 miliar, Kemenhub Siap Angkut 2.400 Motor saat Lebaran

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Daerah Bandel karena Pusat Banyak Maunya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler